be curious with...

 



Adi Ki wrote:


Mungkin kejadian kayak gini banyak dialami oleh teman-teman lainnya.

Dalam lingkungan pekerjaan, orang datang dan pergi, walaupun datang dan gak pergi-pergi juga (secara fisik), tapi pada akhirnya pergi (pergi dari pikiran maksudnya). Ya, maksud gua, di lingkungan kantor kadang bertemu dengan orang yang bikin mata gak mau mengalihkan pandangan, alias bikin betah ngeliatnya. Adakalanya kekaguman sama orang itu cuma beberapa saat, tapi kadang ada yang bertahan lama, terlalu lama bahkan.

Mungkin kebanyakan orang sepakat kalo orang itu memang cakep, tapi bukan itu hal yang membuat gua suka untuk melihatnya. Sikapnya "dingin", rajin beribadah dan lembut. Awalnya gua suka melihat karena lumayan seger kalo melihatnya tapi belakangan ini gua suka bersusah payah menahan diri untuk tidak melihatnya.

Biasanya kalau sudah beberapa lama, akhirnya terbiasa dan gak ada perasaan apa-apa lagi kalau melihatnya. Tapi permasalahannya, akhir-akhir ini dia juga membalas pandangan dan suka "menyempatkan diri" melihat gua kalau lagi berpapasan. Gak cuma sekali tapi disetiap kesempatan kami bertemu.

Dan biasanya dengan orang baru gua suka berinisiatip berkenalan dan berbicara hal-hal yang umum untuk dibicarakan. Tapi kali ini gua memilih untuk diam. Diam dan tetap menjadi orang asing bagi dia walaupun hanya terpisah beberapa meter jaraknya.

Dilema ya... "Gua bakalan patah hati kalo dia tidak seperti yang gua kira tapi gua akan sangat menyesal dan sedih kalau memang dia seperti yang gua kira". Bingung kan?...

Makanya lebih baik diam dan menjadi asing.



from: http://kompas.co.id/index.php/read/xml/2008/04/11/10094447/is.your.guy.a.gay.

Dia begitu menggoda. Setiap hari SMS dan telepon. Teman yang sangaaat menyenangkan. Tampan pula. Tapi dia tak juga menyatakan cinta. Is he the right guy? Or just another gay.

Ada sebuah kisah nyata. Seorang perempuan menikah dengan pria yang sangat dicintainya. Laki-laki yang sangat menjaga kehormatannya. Tapi selama seminggu setelah pernikahan, tak terjadi apa-apa.Tak ada malam pertama. Halo! Tak ada lagi yang perlu dijaga setelah sah di depan agama, bukan? Tak sampai sebulan, si pria
tak tahan dan mengakui bahwa dia gay.

Kisah nyata lain. Seorang model yang berbunga-bunga karena dekat dengan seorang penyanyi. Hubungan mereka sungguh dekat. Tiap hari, minimal tiga kali dalam sehari,
si penyanyi meng-SMS atau telepon,"Kamu lagi ngapain?" "Sudah makan belum?""Ketemuan yuk!" Penyanyi tampan bersuara indah yang membuat si model deg-deg-an tak karuan. Tapi kata cinta tak juga muncul. Hingga pada suatu malam di sebuah club, sang model memergoki pujaan hatinya tengah berpelukan mesra dengan laki-laki Iain.Ya, dengan sesama lelaki.

Ada tiga alasan gay membina hubungan dengan perempuan:
1. Berusaha sembuh (dan biasanya tak berhasil),
2. Kamuflase (agar dikira straight), dan
3. Hanya ingin bersahabat (dan kita salah tangkap).

Lalu, bagaimana mendeteksi pria gay? Karena mereka terlihat normal. Seorang teman gay bilang, kebanyakan perempuan tidak punya gaydar (radar untuk mendeteksi gay). Jadi, silakan disimak ciri-ciri ini saat dia masih pendekatan.

1. PENCINTA CERMIN
Kebanyakan laki-laki gay teramat menyukai tubuh dan penampilannya. Dia tidak bisa menahan diri setiap kali melintasi kaca/cermin. Dia pasti melirik kaca mobil yang parkir, kaca mal, cermin toko, apa pun yang bisa memantulkan bayangannya. Dia tak bisa tidak melihat tubuhnya dan kerap membenahi baju atau rambutnya. Sekilas apa pun.

2. MISTER MATCHING
Selalu terlihat rapi dan bersih. Kuku-kukunya terawat. Rambut tertata. Biasanya di-styling. Kulit wajah juga bersih dan hampir tak pernah tampil berminyak. Bajunya
jaraaang sekali kusut dan pasti matching, from head to toe. Dia perlu waktu khusus untuk mix n match pakaian yang akan dipakai setiap harinya.

3. TOPIK PEMBICARAAN
Cobalah lihat reaksi dia ketika ngobrol dengan laki-laki heteroseksual. Ketika mereka berbicara masalah otomotif, politik atau menaklukan perempuan, dia akan lebih banyak diam dengan komentar sekadarnya. Tapi, begitu ganti topik ke arah fashion dan make up, ia begitu vokal. Bahkan, ia bisa tahu alis Kris Dayanti asli atau tato.

4. KOK DINGIN
Pada saat membicarakan Angelina Jolie, ia lebih terpesona dengan aktingnya daripada keseksian bibir dan tubuhnya. Ketika diperkenalkan dengan relasi laki-laki dan perempuan, dia lebih menaruh perhatian dan berusaha untuk akrab pada si laki-laki. Dan, kalau sudah sebulan kencan, dia belum juga berusaha menyentuh atau mencium Anda. Atau, dia tidak pernah memberi ciuman yang dalam dan lama, walau Anda sudah
'terbakar'.

5. LINGKUNGAN PERGAULAN
Coba cari tahu siapa lingkungan pergaulannya. Coba nguping, siapa teman yang sering menelepon ke tempat kerja yang bukan urusan bisnis? Pergoki juga pergaulannya di tempat lain di luar jam kerja. Jika kebanyakan adalah lelaki berpenampilan manis,
kemungkinan besar dia termasuk salah satu di antara mereka.

6. PERHATIKAN MINATNYA
Banyak lelaki gay yang sangat berminat pada bidang kreatif. Mereka lebih suka olahraga berenang ketimbang menonton bola. Jika diajak ke bioskop, dia akan
memilih menonton film romantis daripada laga.

7. RIWAYAT KELUARGA
Perkembangan lingkungan keluarga ikut membentuk perilaku seks seseorang. Jika dia bercerita sangat dekat dengan ibu atau kakak perempuannya semasa remaja, ada potensi dia gay. Konon, anak laki-laki satu-satunya di antara saudari perempuan dan anak mami
juga cenderung berpotensi gay.

8. SENSITIF
Dia tahu dengan pasti apa yang kita rasakan pada saat yang sangat sangat tepat.Tapi di kali lain, dia bisa uring-uringan enggak jelas dan tidak mau bicara tanpa kita tahu sebabnya. Seperti kita kalau sedang PMS.

9. CENDERUNG TALKATIVE
Dia nyaris tak pernah kehabisan bahan pembicaraan. Ada saja yang bisa dijadikan bahan pembicaraan dan kita nyaman dengan semua itu. Dia bisa diajak membahas hal-hal kecil dengan riang hati.

10. PERFEKSIONIS
Mister yang satu ini juara detil. Dia bisa dengan cepat melihat ketidaksempurnaan dan terganggu karenanya.

KENALI DARI WAJAHNYA

Penelitian yang dilakukan psikolog Nalini Ambady dan Nicholas Rule di Amerika menyimpulkan hampir setiap orang dapat mengenali apakah seseorang di depannya
homoseksual atau heteroseksual hanya dari wajahnya. Dalam penelitiannya, ia menghadapkan 90 lembar foto wajah pria gay dan heteroseksual secara acak pada
sukarelawan laki-laki dan perempuan.

Masing-masing diberi kesempatan 33 milidetik hingga 10 detik. Saat diberikan waktu 10 milidetik atau lebih mereka dapat mendeteksi foto laki-laki mana yang homoseksual dengan tingkat ketepatan 70 persen.

Chic (Ika Nurul Syifaa/Candra widanarko)



biTAMPAN wrote:

Seorang laki-laki usia 28 tahun, sebut saja X, bercerita ke gue

Hampir empat tahun ini, X bekerja, dan sang bos sering mengajaknya keluar. Kebetulan sang bos singel. Awalnya biasa saja. Suatu hari, sang bos mengajaknya tidur di kediamannya yang kebetulan ditempatinya sendirian.

Awalnya, X tidak curiga, tetapi saat tidur, sang bos mulai berlaku lain. Dia memeluk X dan langsung memegang alat vitalnya serta ingin melakukan hubungan intim. Jelas, ini di luar dugaan X yang langsung ingin pulang karena kaget. X menolak meski terus dipaksa sang bos. Esok hari, sang bos minta maaf dan berjanji tidak akan berbuat lagi.

Namun, saat sang bos mengajak X ke kampungnya dengan alasan saudaranya sakit. Kejadian berulang. Sang bos melakukan hal yang sama di hotel dan memberi uang 2,5 juta rupiah untuk tutup mulut.

X heran, di hari kosong justru dirinya sampai sekarang masih tetap berhubungan sebagaimana layaknya suami istri. X merasa menjadi homoseksual. Bahkan sempat diputus pacar karena ketahuan begitu akrab dengan bosnya.

X yang gusar bertanya: Apakah Saya tidak normal lagi sebagai laki-laki sejati? Kadang di saat dia ada di luar kota saya merasa kangen dan sering melakukan masturbasi sendiri. Apa yang harus dilakukan?

Empat Penyebab

Perilaku seksual dipengaruhi oleh empat faktor. Dorongan seksual, pengalaman seksual sebelumnya, lingkungan sosiokultural dan psikologis. Dalam kehidupan seksual Anda, faktor pengalaman seksual dengan pria itu tampaknya berpengaruh besar. Akibatnya X merasa sangat terkesan dan kemudian menjadi berperilaku homoseksual.

Keadaan seperti ini bukan hal yang aneh. Dalam teori penyebab homoseksual, ada empat faktor penyebabnya. Pertama, faktor biologis, berupa gangguan pada otak. Kedua, faktor psikodinamika yakni gangguan perkembangan psikoseksual pada masa kecil. Ketiga, faktor sosiokultural yakni keharusan atau kebiasaan budaya setempat dan keempat, faktor lingkungan yang mendorong melakukan hubungan homoseksual.

Tanpa melupakan kemungkinan adanya ketiga faktor lain, pria homoseksual (sang atasan) merupakan faktor lingkungan yang sangat berarti bagi X. Perjalanan kehidupan seksual X akan berbeda andai X berani menolak ajakan sehingga hubungan homoseksual tidak berlangsung.

Andai setelah hubungan pertama, x lebih berani menolak ajakan pulang kampung, hubungan berikut tidak akan terjadi. Namun, karena tidak berani tegas menolak, terjadilah hubungan yang tidak diinginkan.

Banyak

Yang dialami X juga dialami orang lainnya yang kemudian menjadi homoseksual. Seorang pria pernah datang ke gue menyampaikan pengalaman seksual pertamanya saat masih usia sepuluh tahun. Pamannya membujuknya melakukan hubungan homoseksual. Akhirnya sang anak tumbuh sebagai homoseks karena itu pengalaman pertamanya.

Seorang wanita homoseksual ternyata juga mempunyai pengalaman pertama dengan teman wanitanya ketika sedang mengalami masalah keluarga. Demikian juga dengan beberapa pria homoseksual yang pada awalnya hanya berfungsi sebagai pekerja seks untuk tujuan materi. Ternyata mereka kemudian merasa menikmati dan sulit meninggalkan perilaku homoseksualnya.

Dengan orientasi seksual seperti ini, tentu saja dapat dimengerti kalau pacar X tidak mau melanjutkan hubungan, apalagi dia tidak mengerti kenapa X menjadi homoseksual.

Coba Keluar

Pada dasarnya, tidak ada perempuan heteroseksual mau bersuamikan homoseksual. Juga sebaliknya. Sesungguhnya perkawinan tidak boleh dilangsungkan antara seorang homoseksual dengan heteroseksual. Kalaupun perkawinan seperti ituada di masyarakat, itu terjadi karena pihak homoseksual tidak berterus terang kepada pasangannya.

Perkawinan semu seperti itu terpaksa dilakukan karena orang menganggap homoseksual sebagai sesuatu yang tidak baik atau terhormat. Padahal, sesungguhnya orientasi seksual seseorang tidak berkaitan dengan baik buruk atau kehormatan seseorang. Apalah artinya seseorang yang heteroseksual tetapi koruptor atau penipu?

Namun, karena kini X merasa terganggu dengan kehidupan homoseksualnya, lebih baik mencoba keluar dari situasi ini.Coba lupakan pengalaman dan kenangan bersama sang bos. Mulailah dengan tidak bertemu berdua,kemudian tidak bertemu sama sekali,meski kelihatannya tidak mungkin. Akan jauh lebih baik bila X keluar pekerjaan sehingga bisa keluar dari lingkungan penyebab munculnya homoseksual.

gue yakin, X menjadi homoseksual karena faktor lingkungan. Sehingga dengan kemauan kuat, X bakal bisa keluar dari lingkungan penyebab dan menjadi heteroseksual kembali, meski tidak mudah. Apalagi bila ada faktor selain lingkungan sebagai penyebab, akan lebih sulit bahkan tidak mungkin menjadi heteroseksual.

KArena itu, ada sebagian orang yang berhasil meninggalkan perilaku homoseksual dan menjadi heteroseksual. Sebaliknya, banyak yang juga tetap hidup sebagai homoseksual.

Bagi yang berhasil menjadi heteroseksual, mereka dapat hidup normal dan biasa seperti manusia pada umumnya. Bagi mereka yang tetap hidup sebagai homoseksual, belum tentu dapat hidup tenang karena sangat tergantung pada lingkungan sosial tempatnya hidup.

Kalau mereka hidup dalam lingkungan sosial yang tidak mengerti tentang homoseksualitas, sangat mungkin sang homoseksual ditolak. Bahkan tidak sedikit orang yang mengutuknya sebagai pendosa.

Berbeda bila lingkungan sekitar bisa mengerti mengapa orang menjadi homoseksual. Mereka akan permisif bahkan membantu orang homoseksual agar hidup wajar seperti orang lain yang heteroseksual. Coba X lakukan upaya bila ingin menjadi heterokseksual

The image “http://farm1.static.flickr.com/13/19549275_18bf10ec6c.jpg?v=0” cannot be displayed, because it contains errors.

wicaksana aja wrote:

Halo semua,
Iseng-iseng aja, pengen nanya kalian semua, terutama yang udah kerja.
Buat yang belum, silahkan jawab juga.

Being gay dan single....
seberapa besar sih itu akan berpengaruh terhadap karir?

Iya sih, gue tau, bahwa secara profesional harusnya karir dan pekerjaan tidak ada sangkut pautnya dengan orientasi sexual seseorang. Tapi ada gak, contoh kasus para gay dan tidak menikah itu ternyata membuat karir menjadi susah? (dalam hal struktural pekerjaan dan akibat tekanan sosial) Pada akhirnya, dengan kondisi seperti itu apakah membuat para gay memutuskan untuk menikah demi peningkatan karir?

Contoh di pegawai negeri, apakah menjadi gay dan single akan membuat karir si pegawai negeri mentok, karena masalah itu? boleh minta contohnya? (plis.. jangan kasih contoh Joop Ave)
Temen gue pernah bercanda, katanya kalo gay jadi pimpinan di kantornya entar pada bingung yang mo ngurus dharma wanitanya siapa? (emang masih ada yah?) Atau.. being top level manager di sebuah perusahaan swasta.. apakah menjadi gay.. dan single.. berpengaruh pada pencapaian karirnya?

Apakah ini yang membuat banyak gay (terutama yang sudah out atau memutuskan tidak menikah) lebih memilih pekerjaan yang gak perlu hirarki karir? dan lebih ke enterpreuneur?

Wicak



Ade Dimas wrote:

Sebelum scroll down untuk baca email ini, gw mo minta maaf, isi dr email ini cuma beberapa hal yg gw sadari selama gw jd G, tanpa bermaksud menyinggung syapapun.

Jadi G itu sebuah dilema,
Yg Jelek, banyak maunya
Ya Ganteng banyak gaya

Yg berkali2 disakitin berubah sikapnya jadi orang yang sinis
atau efek baiknya berubah jadi "normal"

atau...
berubah jd sex maniac,krn mereka berpandangan, G its all bout sex.
yg tua suka yg berondong,but sometimes brondongnya cma morotin

he3x....well guys...
Gay = happy in oxford dictionary.. .

so...
Dont worry be Gay (read: happy)
ada yg mau nambahin listnya??silahkan. ...

cheerio Gays
D

Blog Widget by LinkWithin
10% Off All Fragrances
Get 10% off every item you purchase at FragranceX.com!