"Mungkinkah dia hanya aktivis LSM?"

sambungan dari melihatnya, gw bangga!

Pram Lonely Dude wrote:

"Mungkinkah dia hanya aktivis LSM?"

Pertanyaan diatas dari Yoga Putra agak sedikit membuat saya
bertanya-tanya, bagaimanakah penilaian teman-teman terhadap para aktivis LSM?

Adi D. Jayanto wrote:

LSM memang didirikan untuk "membantu" menangani masalah tertentu. tapi terkadang mereka hanya melihat masalah secara dangkal, dan tidak memperdulikan
latar belakangnya. Banyak pula LSM yang "terlihat bodoh" dalam mengungkapkan pendapat. Banyak LSM yang berempati seperlunya.

Dan yang lebih memburukkan citra LSM: SERING DIKAITKAN DENGAN POLITIK.

Oh ya... satu lagi... LSM sering selfish, dan tidak mau bergaul dengan LSM LSM lain, bahkan ada LSM yang menganggap LSM lain adalah musuh. Jujur aja... iya kan?

Anda dapat berkilah kalau LSM anda tidak seperti itu. Namun, masyarakat umumnya akan tetap berpikir general, bahwa semua LSM adalah SAMA.

Pram Lonely Dude wrote:

Di Indonesia memang hampir sebagian besar LSM tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai serta manajemen yang buruk. Mereka hanya bekerja saat dana dikucurkan. Namun mereka tidak pernah terpacu untuk berpikir tentang
keberlangsungan program.

LSM dikaitkan dengan politik? Pada saat teman-teman membahas suatu permasalahan lalu mengangkat isu itu hingga ke pengambil keputusan, maka sebenarnya teman2 sudah berpolitik. Misalnya saat orang mengangkat isu kemiskinan. Apakah itu politik? Pada saat isu ini dibawa hingga DPR, sudah menjadi politik bukan? Hanya saja orang memandang politik dan LSM hampir sama. Mereka hanya melihat dari satu sisi.

Saya tidak pernah berkilah karena saya memang tidak bekerja langsung ke masyarakat, tapi saya bekerja untuk membantu LSM (tertentu diwilayah tertentu juga) yang sudah ada bisa bekerja lebih baik dan profesional sehingga masyarakat mulai menyadari bahwa LSM bekerja untuk masyarakat.

Hasil kerja suatu LSM biasanya tidak terlalu kelihatan karena mereka bekerja dengan lingkup yang kecil dengan sumber daya yang terbatas (manusia maupun dana). Orang bahkan memandang bahwa bekerja di LSM dapat penghasilan besar? Itu adalah hal yang paling salah. Saya sejak tahun 1992 hingga 2002 tidak pernah mendapat penghasilan dari LSM, bahkan seringkali memberikan kontribusi (walau tidak banyak karena penghasilan saya juga tidak banyak).

Pernah saya berkesempatan studi banding ke beberapa LSM di beberapa negara yang berbeda. Saya lihat mereka sangat jauh berbeda. Pemberdayaan komunitas sangat terasa. LSM gay, didukung dan didanai oleh kelompok gay (atau biseks tertutup). Di Indonesia, ada LSM gay, malah dihujat oleh kelompok gay sendiri bukannya didukung (silahkan anda pikirkan sendiri kenapa ini terjadi).

Permasalahan utama yang harus dihadapi oleh teman-teman gay sekarang adalah bagaimana bisa mengakses informasi tentang HIV, konseling, tes dan rawatan lanjutan. tapi, apakah sampai saat ini sudah muncul kesadaran? Tahukah anda bahwa di Bangkok angka prevalensi di kelompok gay, waria dan pekerja seks laki-laki telah meningkat tajam dari 17% tahun lalu menjadi 28% pada tahun ini? hal yang sama juga terjadi di Singapore, Malaysia, Vietnam, Hongkong dan Jepang. Berapa banyak teman-teman kita yang pulang pergi berwisata ke Bangkok, bersenang-senang tanpa "pengaman"? Berapa banyak dari mereka yang membawa "oleh-oleh" ke Indonesia?

Tahukah teman-teman kalau beberapa orang diantara teman dan sobat anda ternyata sudah mulai mengkonsumsi ARV karena memang kekebalan tubuhnya sudah menurun drastis akibat digerogoti HIV? Apakah secara fisik terlihat? Tentu saja tidak! Secara fisik mereka sama seperti kita, sebagian besar malah tambah bagus keadaan fisiknya karena mereka mulai mengubah pola hidup mereka. Fitnes tiap hari, jaga kesehatan dan jaga kebersihan.

Sebenarnya fungsi LSM adalah sebagai pusat informasi dan layanan. Bisa tentang HIV, dukungan psikologis kelompok tertentu, gizi balita, kemiskinan dan masih banyak lagi. Jangan pernah menilai dan mengambil kesimpulan kalau belum tahu. Karena hal inilah yang mengakibatkan teman-teman jadi resisten terhadap mereka.

Salam