be curious with...

 


Dony Dumbledore wrote:


kata-kata itu terlontar dari teman saya saat kami sedang berbincang-bincang tentang "dunia ini". APAKAH BENAR? saya kemudian memutar otak dan mengingat-ingat kembali.

saya kemudian mengingat yang terjadi pada saya dan orang-orang disekitar saya. hmmm.. ada benarnya juga.. sangat benar malah. saya sendiri pernah menjalani 2 kali relationship dan saya selingkuh. even saya tidak jatuh cinta pada selingkuhan saya tersebut tapi at lease saya having sex.

saya kemudian melihat teman-teman dan orang-orang yang saya kenal di dunia homoseksual ini. TIDAK ADA satupun dari mereka yang tidak pernah berselingkuh. semuanya pernah! saya kemudian bertanya pada mereka kenapa mereka melakukannya. padahal mereka sangat mencintai pasangan mereka. mereka menjawab "buat seru-seruan aja"
wah.. kalau saya ditanya dengan pertanyaan yang sama saya akan menjawab dengan jawaban yang sama pula.

penyakit KETIDAKSETIAAN ini pasti tidak hanya terjadi di dunia kita. Straight people as well. tapi saya pikir kita cenderung lebih mudah melakukannya karena kita SEJENIS.

Selingkuh.... bisa berarti sangat relatif. ada yang mungkin menganggap melakukan hubungan badan itu berarti selingkuh, ada yang apabila sampai MAIN HATI, itu baru selingkuh. tapi ada juga yang hanya dengan memikirkan&mengkhayalkan orang lain selain pasangannya sudah disebut selingkuh.

untuk mengeneralisasi, kita bicara selingkuh dengan satu konteks saja. KONTAK FISIK.
Nah... apakah anda SETIA?

Andy Lotex dalam novelnya yang berjudul "Kau bunuh aku denagn cintamu" mengatakan
MENCINTAI BINAN/PLU SAMA SAJA DENGAN MENJARING ANGIN

so, undies silahkan memberi komentar jika anda mendukung atau membantah pernyataan ini. kuncinya.. Be honest to your self!

selamat hari raya idul fitri 1429 H, minal aidin walfaidzin.
----dumbledore---



donny dumbledore wrote..

anda sekarang mungkin sedang berhubungan dengan seseorang yang anda kenal dari dunia maya. walaupun anda belum pernah bertemu, setelah beberapa lama berhubungan via telepon dan internet, anda suka dengan personality orang tersebut. anda juga suka dengan picture yang diberikan pada yang anda nilai OKlah....

anda kemuadian memutuskan untuk bertemu. setelah bertemu, picture yang diberikan pada anda sama sekali tidak merepresentasikan orang tersebut a.k.a Totally different. hal ini yang kemudian menjadikan anda tidak suka dan tidak berminat lagi padanya, sedangkan dia mengajak anda berhubungan lebih "jauh"

Apa yang akan anda lakukan?

a. Menyesal bertemu, karena membuang waktu anda untuk seseoarng yang "gak banget"
b. Mengakhiri pertemuan, meminta maaf tapi tetap merasa bersalah setelah itu
c. Tetap melanjutkannya, at least sampai having sex. dengan pikiran "actually he is a nice person but sadly, not with a nice face"

so, Undies.. apakah yang anda lakukan?

In the end of this disscussion, we will see how important "physical" for a first impression. is that so crucial?

have a nice day
--dumbledore- -

Anthonny William wrote...

cukup sering yaa aku alami...
chatting asik, eh pas ketemuan... kabur, ato kadang ampe ketemu tp respon nya ga sehangat wkt chatting :P
chatting asik, lanjut sms/telp... interest ama suara aku, katanya sexy eh pas ketemuan, ninggalin seribu alasan bwt cepet2 cabut dari pertemuan pertama itu :P
chatting asik, lanjut sms/telp juga asik, ketemuan... fun2 aja eh bikin janji bwt ketemu lg, dia janji bakal kontak aku klo mo ketemuan lg.... eh ampe bulukan tuh hp ga pernah ada kabarnya lagi... kirim sms/telp, ga pernah ada jawaban... kirim msg/comment via Fs juga ga ada respon :P

klo aku jadi pelaku nya... aku lebih tetep bersikap baik, ajukan tawaran utk berteman, klo dia minta ML, yaa... bilg aja "maaf" klo aku ga berminat, kita temenan aja, klo perlu terus terang, "u bukan tipe gw" tapi tetep ajukan tawaran berteman. gak pernah ada kata "menyesal" utk menambah temen en bersikap baik. mang segh "physic is a must"... tapi untuk menjadi teman masa' mesti diseleksi fisik, ga sgitu nya klee.... :P

yaah... paling gak, aku cukup bahagia menjadi orang yg ga sempurna... i feel just human being^_^ tapi pernah juga bikin gondok orang, critanya bgini, wkt itu prnah janjian ktm di daerah kemanggisan eh ditunggu lama2, ga nongol2 tuh org, dah dpt dipastiin tuh org kabur, ga minat mo ktm an ama gw yg kurus, kecil, ceking kya tengkorak idup en ga keren juga, lengkap degh penderitaan aku, ya udh gpp... eh bbrp wkt kemudian, aku janjian ama seseorg di daerah kemanggisan jg, pas dateng ke kosan nya ternyata org yg dulu janjian ktm ama aku dulu jg ada disitu (kya nya abis nginep en ML ama org yg janjian ktm aku saat ini :P), eh dia msh knal ama aku trus bilg, "eh kamu yg dulu janjian ktm di daerah situ ya... kok sekarang cakep segh"... (hoekkk...!! :P) secara saat itu aku mang dah sdikit berubah, body aku dah berisi, rambut aku bikin model mohawk (lagi bagus2nya tuh... byk yg suka juga tuh ama rambut aku itu, dari tante2 ampe penjaga apotik wkt mo beli obat nyokap :P heheheee....), dlm hati, "rasain lu... dulu aja, kabur ktm aku, skrg, terkesan kan lu ama gw... mampus aja lu ! :P"... eh beneran, besoknya via sms ngajakin aku dateng lg ke kos nya bwt ML, tawaran itu terus2an berlanjut di hari2 kemudian karena aku ga pernah peduli in tuh sms... ilfil aku ama org "jahat" seperti itu :P


Budi Love wrote:
ada lagi ulah KPI yang membatas pekerja seni dalam berekspresi dan berkarya

KPI melarang stasiun TV menayangkan acara yang menggunakan peran tokoh banci dalam program acaranya

weleh-weleh...
perasaan sudah menjadi budaya Indonesia, kok dilarang

liat aja ngelenong yok sama extravaganza yg pinter ngedandan co jadi cuantik atau ancur bangeet... justru karena ada yg gini jadi rame banget

kasian juga model Olga bisa kena cekal....
atau Amink gimana enak kalo liat dia jadi bapak-bapak melulu
atau kapan lagi bisa liat Tora "macho" pake baju kebaya terus nyinden...
atau trio Ferry, Irfan dan yg mantan penyanyi itu yg kalo pas jadi ce
cuantiknya...


M@d wrote:
Sejujurnya, gue agak2x setuju ma larangan itu.

Sekrang gue dah eneg aja ngeliat peran2x kayak gitu. kayaknya keberadaan "banci2x" itu di setiap acara hanya menjadi tambahan nggak penting n jadi bahan2x olokan, terutama utk di sinetron2x. sorry yahhh....setau gue yang nggak pernah nonton sinetron ini, kok nggak ada yah sinetron ato film indonesia yang tokohutamanya "banci". Ada yg bisa kasih tau gue sinetron apa yang tokoh utamanya "banci"?

gue enegnya karena yg kayak gini jadinya menguatkan image "banci" untuk kaum homoseksual. Padahal nggak semua homoseksual kayak gitu.

Dari pihak produser mungkin nggak peduli yah, selama itu lagi laku n booming. dari pihak penonton heteroseksual mereka juga nggak peduli, karena itu hanya jadi bagian lucu2xan. Tapi kalo utk homoseksual ???

MERASA TERWAKILI KAH ANDA ?

yang jelas gue nggak.

kalo ada komas HAM untuk menghindari eksploitasi anak, kenapa nggak ada komnas HAM untuk menghindari eksploitasi banci ??

kerput.

Fab wrote:

Menurut gw sih daripada ribut ngelarang banci tampil di tv, mendingan stop tuh kekerasan yang ada di tv..... Dampak dari adanya kekerasan di sinetron2 lebih jelek daripada adanya figur2 banci di tv.


cpicauli wrote:
daripada sibuk ngelarang banci tampil di tv ya menurut gw mending masalah kekerasan di tv trus sama acara cinta abg yang baru smp sudah cinta2an mo jadi apaan gedenya.
menurut gw banci tampil di tv juga sangat menghibur.emang bener kan kalo memang ga menghibur kenapa banci selalu tampil di tv

peace


dony bambang wrote: Di negeri yg makin terpuruk dlm kemelaratan seperti Indonesia, harga seorang gay can be soooo cheap. It can be twice cheaper dari harga sebuah handphone, atau semurah kamu mengumbar janji-janjimu.

Anda bisa pergi ke toilet umum dan pulang dengan memar di kepala akibat bogem mentah, atau bahkan berakhir di rumah sakit karena tidak sudi menyerahkan harta yg dimiliki dari seorang pemalak yg nongkrong di mal-mal mencari mangsa.

Anda bisa mem pick up seseorang di halte bus dan berakhir dengan nyawa anda melayang di kamar kos atau apartemen anda. Yang ternyata dia seorang homofobia yg tak sudi anda gerayangi dan tiba-tiba tergiur untuk merampok harta benda anda dan ketika anda melawan dia mengambil pisau dan mencabik-cabik anda.

Anda berkenalan di bus umum dgn seseorang yg tampan luar biasa tapi tidak memiliki pekerjaan dan mengajaknya ke rumah anda dan anda, dgn segala cara, berhasil menggaulinya dan menjanjikan sesuatu kepadanya. Suatu hari dia menagih janji anda dan anda tidak memenuhinya dan harga dirinya terluka dan anda dibunuhnya dgn 18 tusukan.

Suatu hari anda berkenalan dgn seseorang di sebuah tempat fitnes. Anda tidak tertarik padanya sampai dia mendekati anda dan anda terhanyut dgn segala omongannya yang anda tidak tahu adalah hanya bualan dan dia menjanjikan memperkenalkan anda dgn teman-temannya yg katanya adalah selebritis seperti Irwansyah atau Choky sitohang..sampai anda berfikir.."why not..Choky is my dream!" sampai anda tersadar bahwa orang tersebut ternyata hanya tertarik dgn blackberry anda dan telah menargetkan anda menjadi korban dia yang ke-12 untuk dimutilasi.

Mhh.. hari ini kita membaca tentang Ryan yang membunuh karena alasan sepele semacam uang dua juta atau handphone. Atau pria lajang 50 tahun yang mati 20 tusukan di Apartemen Rasuna. Atau seorang pemuda yang mati di kamar kos dgn alat vital diikat ke teralis besi. Dan akan ada banyak lain pembunuhan bermotif hubungan sesama jenis...

Sebagian mungkin terilhami kisah Ryan yang terus diulang-ulang di TV dan membuat orang sinting berfikir,"ternyata cuman begitu cara mudah mencari duit.."

Dan jika umur anda sekarang 30-an, will you at the age of 50 be still alive ? Or you already died dgn nyawa seharga handphone anda ?

I just want to say : Buddies, please be more careful with the way you live your life !

Cleo Current wrote:
Tulisan tadi emang bikin paranoid. Dan ini yang terjadi dengan banyak orang di milis sini dan gay di luar sana.

Tapi coba lihat lagi.

1. Nyontek ke kiri kanan di toilet umum. Siapa yang gak ngerasa risih di contek, baik hetero maupun gay. Nah apalagi yang ketahuan have sex di public toilet. gak heran dong kalau sampai ada yang di gebugin, atau di laporin ke polisi.

2.Pick up di halte bus. Siapa suruh ngambil stranger di jalanan (yang belum tahu pula orientasinya apa) di bawa ke rumah. mentang2 punya banyak duit bisa bayar orang seeenaknya, lo pikir semua gak ada resikonya. Bisa aja pengangguran atau perampok yang lo bawa ke rumah lo langsung (berharap sex with stranger bakal penuh excitement). Buat orang-orang yang suka pakai pelacur cowo aka kucing supaya hati2. Pakai pelacur aja udah bahaya, apalagi kalau sampai di rampok....
3. Ketemu di tempat fitness.
Buat beberapa orang yang masih memuja muja para selebritis: "wake up!". Ngapain sih kenal2 selebritis? bangga gitu kalau kenal? Atau ngarep pengen di tidurin ama selebritis, trus abis itu apa? Yang ada lo malah lost di antara harep2 babu lo itu tadi. Mendingan sibukin diri dengan kerjaan yang mutu, hang out ama temen2 deket. Gak usahlah sok nambah2 pergaulan dengan ngarep bergaul dengan sekelompok kalangan orang., Adanya nanti kayak social climber.

Nah, intinya, kalau mau bergaul sama orang, mau deket sama orang lihat2 dong orangnya. Jangan straight lo ajakin ML, yang ada lo malah di gebugin orang, karena barking at the wrong tree. Kalau mau nge date juga jangan langsung maen di garap aja. Ketemu aja dulu, ngobrol di tempat umum, trus cari tahu backgroundnya, paling nggak lo tahu dia punya kerjaan yang decent, punya kedhiupan yang bener, lo lihat temen2 nya kayakgimana. (menurut gue kalau orang yang punya kerjaan bener pasti gak akan ngelakuin hal-hal nekad, karena ada self-belonging ke kerjaan, reputasi atau keluarga- beda dengan orang yang gak ada kerjaan - yang hidupnya nothing to lose). Jangan langsung ngebet pengen ML aja karena lihat tampang cakep badan bagus. Lagian kalo ngebet pengen 'keluar' coli aja dulu lebih aman. hehehehehe. bokep banyak ini.

Untuk yang curi2 kesempatan lihat2 dong lokasinya. Yang ada lo malah ganggu orang dengan ngintip2 di toilet umum, have sex di tangga darurat dll. kalao lo sendiri gak respect sama diri lo as a gay ... gimana orang lain di luaran sana yang mau respect dengan para gay di Jakarta?


"cut3m4l3" wrote:
well, i used to, tapi sekarang juga gak out of closet banget kok.

dulu emang gak ada yang tau klo gw suka cowok (well, gw Bi sih, masih agak napsu sama cewek), trus gw tau temen gw ada yg gay, gw cerita ke dia, soalnya dia emang lumayan deket sih sama gw.

pas di jakarta, dari salah satu situs gw mulai kenal2 dengan orang2 yg berorientasi sama, meskipun with or without pic itu juga udah mulai membuka diri ke orang laen loh...

dan dari situs itu gw nekat ketemuan orang, gak sembarang orang dong, yang gw anggap bisa jaga rahasia dan gak emberan aja, well, i choose the intelectual ones.

dan, as the result, i've got my self a bf, a nice guy whom i met from the net. susah loh nyari orang yg baek2 di net! based on experience sih... Nah, bf gw ini udah came out ke bbrp org, bahkan keluarganya udah tau, dan dia punya bbrp temen. Yang jelas klo gw jalan sama dia kemana gitu dan ketemu sama orang yg dia kenal, orang itu juga mungkin sudah ngira klo kita pacaran, padahal both of us look straight loh...

so, am i an undercover?

well.... YES to my familly and friends. and Not to my BF and his friends.


thanks.

-me-


Gun Licker wrote:
Lagi iseng aja sambil ngetes IM2 nih..kepikir aja apa sih sifat2 banci ya..yang uda kepikir sejauh ini adalah..:

1. Gaya bicara, jalan, gerak, cara pegang gelas atau apa aja..biasanya lebih kemayu dari cewe asli..hehe..tau ya apa sih yang ada di pikiran mereka..di gym..cara mereka bergerak aja uda so obvious...ada yang treadmill dengan speed cuma 3..tangan diangkat ke atas, badan diliuk2an..langkah kaki dibuat bersilangan seperti model yang berjalan di atas catwalk. terus kadang2..jari tangan direnggang2kan seperti penari Bali ataupun penari tarian merak dari
china. kalau ikut group exercise..biasanya..mata mereka nglirak nglirik ke mana2 seperti orang pamer..

2. Suka bergerombol..cekikikan tiba2 sehingga kadang2 bisa ngagetin seperti suara kuntilanak kesiangan...jarang deh ketemu banci yang suka menyendiri..biasanya mereka bersosialisasi, selalu berusaha menarik perhatian orang..

3. Cuek dengan lingkungan..masa bodoh apa kata dunia (ini semboyan banci lho..bukan dirjen pajak)..di gym..kadang trainer2 juga cengar cengir kalo liat banci yang lagi beraksi di gym..tapi mereka super cuek..ga peduli dengan reaksi sekelilingnya..yang penting mereka ngrasa uda puas mengekspresikan dirinya..ini adalah gue..masa bodoh apa kata elo..kira2 gitu kali semboyan mereka..

4. Dandan..nah..yang ini ada yang medok..ada juga yang sama sekali ga dandan tapi ya..dandy gitu deh..pakaiannyapun tergolong stylish dan kadang agak nyeleneh..out of touch dengan keadaan sekelilingnya deh..

5. Sama dengan kita2 inilah..suka dengan cowo yang ganteng..jantan..macho..ga ngondek..jarang kali ya ada banci yang juga tertarik dengan sesama banci juga..takut dituduh lesbian kali dipikirnya..

6. Protective..kalo ada cowo ganteng yang mereka taksir..jangan sampe deh ada yang berani deketin..mulai dari cakar, jambak sampe bogem mentahpun bisa mereka lontarkan.. maklum.. cuma jiwanya aja yang ngrasa seperti cewe sedangkan bentuk dan kekuatan fisiknya..sama dengan kita..cowo bok..

7. Cemburuan..ga tahan liat ada yang lebih menarik..hehe..cewe cakep adalah musuh utama mereka..maklum..mata cowo akan tertuju ke makhluk yang satu ini dibanding diarahkan ke mereka..ibarat kuda nil betina yang cemburuan..perahu sering digulingkan karena disangka saingannya.. :)

8. Curiga'an and ge-er..kalo ada cowo yang nglirik..padahal tuh cowo cuma mau memastikan bancinya ganas atau ga aja..eh..disangkanya naksir..

9. Competitive..kalo ada cowo cakep yang jelas2 uda milik orang lain..kalo bisa direbut..ya direbut..ibarat kata orang..sebelum janur kuning dinaikkan..masih ada waktu..buat banci..sebelum bendera kuning dikibarkan..masih bisa gue rebut..hehehe..kalo bendera kuning uda berkibar..ya..mereka uda ga bisa apa2 lagi deh..

10. Suka ngegym..nah lho..sorry lho..tidak semua yang suka ke gym adalah banci..cuma aja blakangan ini..banyak banget deh banci2 yang ngegym..motifnya mungkin untuk sekedar ngecengin cowo2 gym yang bodynya rata2 oh my God..karena keseringan ngegym and ngintilin cowo2 yang bener2 ngegym..secara ga sadar..(haha..mungkin aja sadar kok)..body mereka juga jadi muscular..jadi jangan heran yang kalo sekarang ini banyak banget deh banci2 yang bodynya kekar bak kontestan L-men..gue aja kalah dibanding mereka lho... gue pernah cerita hal ini ke temen gue yang straight..sekarang ini banyak banget lho banci2 yang kekar..lebih muscular dari cowo straight..temanku itu ampe terheran2..kok bisa ya??? mungkin di pikiran temanku itu..banci2 adalah pria2 yang berkelakuan seperti perempuan..halus tutur katanya..kemayu dan lain2. Karena temanku tuh jarang keluar ke tempat2 yang ada bancinya..dia mungkin uda ketinggalan berita..dunia sudah jauh berubah..banci2 tidak lagi hidup seperti di jaman siti nurbaya ataupun jaman kartini..banci2 sekarang sudah lebih berani...gue ini banci..lho mau apa??? nah..kira2 gitu deh semboyannya..hehehe..

Ga penting2 banget sih postingan ini..cuma lagi iseng aja dan kepikiran mau nulis apa..yang terlintas untuk sekarang ya topik ini...jangan tersinggung ya..ga ada maksud apa2 kok..cuma lagi iseng banget aja..



kalo ditanya kenapa aku bisa jadi Gay, jawabannya yang aku rasa paling tepat dan tentunya aku yakin bener juga adalah karena sikap hidup Mama yang super cerewet, super disiplin, plus caranya yang super ngatur dalam kehidupan rumah tangga. Nggak cuma aku dan adikku aja yang kehidupannya di atur oleh Mama, tapi kehidupan Papa akupun juga ikut di atur oleh Mama, sehingga ribut mulut antara Mama dan Papa udah terlalu sering aku lihat dan kesannyapun juga udah biasa sampai sekarang. Artinya aku itu nggak kaget banget kalo ngelihat Mama ngebentak Papa sampe sekarang ini.

Rasa tanggung jawab dan disiplin yang diajarkan Mama dalam kehidupan aku itu menurut aku ato orang lain yang ngelihat bisa dianggap sebagai suatu tindakan kekerasan yang rada kelewatan, ato mungkin istilahnya sekarang yang lebih tepat adalah child abuse, masalahnya nggak jarang mama aku itu mukul aku dengan gagang sapu, rotan ato sapu lidi yang membuat sekujur tubuhku jadi luka karena memar …..

tapi, yang perlu dimengerti adalah aku menerima semua hukuman dari mama tersebut karena akunya yang tidak disiplin, nakal, ato ngelakuin sesuatu tindakan yang udah sepatutnya dihukum, cuma mungkin hukuman yang aku terima itu kesannya sangat berat buat anak seumuran aku.

Jadi kalau aku ditanya apakah aku benci dengan mama aku saat ini? Jawabannya adalah TIDAK …….. karena aku sekarang menjadi orang sebagaimana aku ada dengan segala karakter ato kebiasaan hidup yang menurut aku baik adalah karena didikan mama, cuma mungkin sikap disiplin yang ditanamkan dalam kehidupan aku itu terlampau keras, sehingga akhirnya aku tumbuh menjadi seorang pria yang tidak bisa terbuka / dekat dengan seorang wanita, karena menurut pemikiran / kesan aku terhadap wanita itu adalah seorang diktator, cerewet dan selalu berusaha mengatur kehidupan sang pria menjadi seperti yang diinginkannya.

Setelah dewasa, akupun akhirnya sadar kalau aku menjadi seorang yang LEBIH SUKA menjalin hubungan dengan sesama jenis alias Gay karena aku nggak bisa bersikap terbuka dan menerima kehadiran seorang wanita dalam kehidupan aku. Aku katakan "lebih suka" karena aku sudah mencoba melakukan hubungan sex dengan wanita, dan ternyata aku bisa melakukannya, tapi aku tidak bisa berbagi perasaan aku bersama wanita seperti misalnya curhat, sayang, perhatian, mesra dan sebagainya seperti layaknya seorang pria straight mencurahkan kasih sayangnya kepada wanita yang dicintainya.

Sebelum aku tahu kenapa aku bisa menjadi Gay …….. aku sering menyalahkan diri sendiri, khususnya pemikiran yang ada dalam diri ini, kenapa ….kenapa dan kenapa?

Setelah aku tahu jawabannya kenapa aku bisa menjadi Gay, aku berusaha berdamai dengan diri aku sendiri, memaafkan lingkungan yang membuat aku menjadi Gay khususnya sikap mama dalam mendidik anak anaknya menjadi orang yang sukses dan berguna, serta mulai memotivasi hidup aku yang Gay ini untuk bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain juga khususnya bagi People Like Us ( PLU ), karena dalam hidup ini yang paling penting menurut aku adalah memikirkan BAGAIMANA HIDUP KITA SELANJUTNYA bukan memikirkan KENAPA AKU HARUS HIDUP SEPERTI INI.

Yes, I am gay, so …….. what should I do for being a good Gay as a good people for other people! jadi orang yang berguna bagi orang lain juga khususnya bagi People Like Us ( PLU ), karena dalam hidup ini yang paling penting menurut aku adalah memikirkan BAGAIMANA HIDUP KITA SELANJUTNYA bukan memikirkan KENAPA AKU HARUS HIDUP SEPERTI INI.


Dear all,

my sharing... kenapa ya banyak sekali orang mengkorelasikan cinta dengan materi ??? terus terang, aku sendiri amat bingung.. sekedar share aja... ada beberapa kali suka dengan orang , tapi secara materi, dia memang dibawah aku..., dan finally minta beli ini beli itu... padahal cuman berteman, belum lagi ML, belum jadian... serem sekali........dan pernah ada kenal dengan orang yang kerja gaji cuman 4 sekian juta., tapi pas pergi bareng (taraf PDKT)... ya ampun ... belinya minta barang yang cuman ada di Plasa indo alias branded banget...aku aja yang bisa beli berlusin-lusin tiap hari aja masih mikir-mikir buat apa ya beli barang tersebut, dan tipe orang seperti ini ada cukup banyak... jadi susah... sampe ada yang pernah minta mobil nissan xtrail ke aku... hebat gak... tanpa sungkan.. langsung todong.. pdhl baru kenal 2x ketemu...gara-gara ngintip saldo bankku saat aku ambil duit di ATM... sinting gk...dipikir cari uang gampang apa..

satu sisi..., pernah juga aku dikejar orang yang secara materi jauh diatasku...usia juga jauh diatasku beda 20 taon lebih, dan really THE HAVE.. belum-belum udah ajak makan yang sekali makan 5s.d6.5 juta.. gila gak... terus tiap sore... jam 4.30., mercy new s class nongkrong didepan officeku... sampe sekretarisku aja kaget kaget..... dijemput tiap sore ... padahal officeku ada di
BSD... dan kantor dia ada di sudirman.. kebayang gak jauhnya... tiap kali aku mesti sembunyi hahaha..., mobil dan sopirku selalu diumpetin , mobil di garasi belakang kantor.., supir di ruangan lantai 2..., .. cuman hindari dia... stress juga.... aku pribadi selalu nolak pemberian dia... sampe dia bingung .. biasanya orang lain gak pernah nolak, kenapa aku nolak... ya... kujawab... gak semua
orang mau materi..., ada yang benar-benar tulus bersahabat... dia gak percaya... dia banyak cerita ... yang intinya sama dengan aku... materi diatas segalanya...

so. ... friend...susah banget bagi aku saat ini nyari orang sesama gay... yang bener-bener mau berteman apa adanya... apalagi bf an... krn korelasi dengan materi memang masih mendominasi di hubungan sesama gay...........

thanks

salam
harry


Oleh Mochamad Widjanarko
Suara Merdeka

Lebih dari seminggu, harian ini memberitakan informasi mengenai tindak criminal Very Idam Hensyansah alias Ryan, pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi dari tindak brutal pelaku, keluarga perlaku serta korban-korbannya, termasuk juga prasangka orientasi seksual dan juga berita liputan kehidupan gay di Semarang. Hal ini membuat penulis merasa perlu untuk urun rembug menginformasikan perilaku Ryan berdasarkan kajian psikologi.

Di tempat penulis bekerja, dengan kolega staf pengajar atau mahasiswa, kasus ini menjadi bahan diskusi yang menarik dan actual, dari kenapa pelaku sampai melakukan kekerapan pembunuhan, motif tinfakan sampai pada kondisi lingkungan pelaku.

Dalam diskusi, kita bersepakat tidak membahas orientasi seksual pelaku karena berusaha memahami, dan berpikir kritis. Berkolerasi dengan hal ini, Ryan melakukan pembunuhan, mutilasi bukan dikarenakan orientasi seksualnya tetapi akibat dari kepribadiannya yang rapuh dan tidak sehat. Oleh Cleckey (1976) dikatakan sebagai gangguan kepribadian antisocial, seorang pesikopat yang melakukan kegiatan tanpa tujuan, tidak memiliki perasaan gundah dan rasa malu, merasa tidak melakukan kejahatan.

Psikologi Kriminologi

Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu control diri. Kontrol diri mengakibatkan tiga hal.

Pertama, memilih dengan sehaja. Kedua, pilihan antara dua perilaku yang bertentangan, satu perilaku menawarkan kepuasan dengan segera. Sedangkan perilaku yang lain menawarkan ganjaran jangka panjang. Ketiga, menanipulasi stimulus agar satu perilaku yang lain lebih mungkin dilakukan (Skinner dalam Calhoun dan Acocella, 1990).

Dalam situasi yang sulit, seseorang dihadapkan untuk cepat membuat keputusan, reaksi apa yang harus dilakukannya terhadap keadaan yang dihadapinya. Pola pikir juga ikut berpengaruh. Apa yang menurut seseorang dianggap melewati batas-batas kewajaran, bias saja menurut pola piker orang lain memang dibutuhkan. Hal-hal tersebut menyebabkan kesalahan seorang individu dalam memutuskan perilaku dalam menghadapi suatu situasi tertentu, sehingga mengakibatkan terjadinta indakan brutal (Bornstein, 1993).

Selain itu, kondisi yang melatarbelakangi suatu tindakan brutal oleh seseorang juga mempengaruhi penilaian tentang batas kewajaran tersebut. Asumsi penulis, bisa jadi Ryan yang tidak jelas memiliki pekerjaan ini melakukan tindakan pembunuhan dengan alas an keinginan menguasai harta, barang korban untuk bersenang-senang, hedonis kemudian memutilasi dikarenakan ada rasa kekhawatiran terbongkar kejahatannya.

Alasan pelaku dikarenakan “pacar”nya mau dipakai korban merupakan rasionalisasi yang sangat subyektif dan mengaburkan alas an sebenarnya. Tindakan brutal dilakukan setelah tidak adanya control diri yang wajar.

Sebagai slaah satu sifat kepribadian, control diri pada satu individu dengan yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri tinggi dan ada yang rendah. Mereka yang memiliki kontrol diri tinggi mamapu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku, membawa kepada konsekuensi positif.

Oleh karenanya kontrol diri berupa kemampuan mendapatkan konsekuensi positif juga untuk mengatasi konsekuensi negative. Sesorang yang mempunyai kontroil diri yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilakunya begitu sebaliknya.

Seseorang yang mengalami impulsivitas atau memiliki kecenderungan tidak sabaran, mencari keuntungan langsung. Terpecah perhatiannya dan bertindak tanpa berpikir, cenderung mengalami kebingungan dalam menentukan suatu pilihan, baik dalam memilih pekerjaan, pasangan hidup atau kepastian hidup.

Farrington (1998) menyatakan, orang impulsive adalah mereka yang kekurangan penghambat internal. Umumnya terkait dengan kesadaran mengenai benar-salahnya suatu perilaku, sehingga seseorang harus memiliki self-control dan impulsity, yautu kemampuan menunda, mengubah, atau menghentikan suatu respon negative. Asumsinya, para criminal termasuk juga orang dengan kepribadian psikopatik seperti Ryan biasanya penganut gaya hidup antisocial dan kanak-kanak agresif dan diasumsikan berkemampuan rendah mengontrol impulse.

Perilaku Ryan melakukan tindak kejahatan yang sistematis, rapi, dan tersembunyi. Oleh Sellin, 1987 digulirkan factor-faktor timbulnya kejahatan yang tersembunyi (the hidden crimes).
Pertama kejahatan tersebut pada hakikatnya bersifat pribadi (secret deviance). Acap kali pelaku dengan sungguh-sungguh merahasiakan perbuatannya, sehingga sukar untuk diketahui orang lain.

Kedua, pihak yang dirugikan tidak inigin kejahatan diketahui orang lain atau pihak berwajib.

Ketiga, rasa tidak senang melaporkan kejadian kejahatan kepada pihak yang berwajib, karena keenggaanan menjadi saksi dan bahkan dicurigai oleh pihak yang berwajib, bahwa dirinya terlibat perbuatan jahat tersebut.

Keempat, adanya pendapat umum tidak menyukai diperlakukannya aturan-aturan hukum tertentu.

Kelima, berbagai kejahatan yang pada hakikatnya memang berat untuk dilaporkan oleh pelanggarnya sendiri misalnya kasus korupsi.

Keenam, adanya kondisi kesadaran pelaporan yang tidak stabil atau konstan, sehingga partisipasi pelaporan oleh masyarakat naik turun.

Ketujuh, dari pihak korban terhadap keenganan melaporkan kejahatan yang menimpa mereka karena merasa malu, takut ancaman, balas dendam dari pelaku atau adanya hubungan social khusus dengan pelaku seperti masih saudara, kekasih.
Kontrol Sosial

Perilaku Ryan dengan melakukan pembunuhan berantai dan mutilasi, secara hokum adalah perbuatan salah dan berat hukumannya, tetapi secara sodial tidak bias begitu saja disandang ke pelaku. COba kita lihat dan berpikir, berkontemplasi 15 menit dengan menembus batas fisik dan wadah berintrospeksi ke perilaku kita, interaksi ke pasangan, saudara, anak-anak, orang tua, teman kerja, atau tetangga. Kita akan dapat “energy” baru berupa kesadaran bahwa tatanan kondisi social masyarakat banyak berubah. Bisa jadi kehidupan mulai mengarah pada individualis, anti social, dengan tetangga tidak kenal, tidak lagi saling bantu membantu, memusnahkan empati kita. Kondisi-kondisi ini secara tidak langsung juga memiliki andil dalam terwujudnya perilaku Ryan.

Kasus Ryan hanyalah merupakan salah satu dari pncak gunung es, di sekeliling masih ada Ryan-Ryan yang lain. Individu berperilaku antisocial, autistic memikirkan keperntingannya sendiri, sulit untuk mengatakan maaf jika melakukan kesalahan dan merasa paling benar sendiri.
Oleh karenanya, perlu dimunculkan inisiasi-inisiasi berkomunikasi yang efektif dengan keluarga, berinteraksi kepada tetangga serta melakukan tindakan empatis terhadap sesama. Hal ini sebetulnya bias dilakukan olerh semua orang dengan tidak lagi mengenal batas jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama, apalagi orientasi seksual, artinya semua orang bias jika ada keinginan untuk memulai melakukan, demi kesehatan jiwa social kita. (13)

*Mochamad Widjanarko, staf pengajar di fakultas psikologi Universitas Muria Kudus. Peneliti Sosial


barudak kasep wrote:
dikutip dari kompas
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/09/ 01204516/ ryan.dan. kita

untunglah ada yg mau susah susah nulis ttg ryan dan gay

Menjernihkan air keruh
Ada begitu banyak gay yang melatih kebugaran tubuh, tetapi banyak di antara mereka tidak membunuh. Jadi, latihan kebugaran tubuh semata bukan penyebab pembunuhan. Ada banyak gay yang cemburu pada pacarnya, tetapi banyak gay pencemburu masih menghargai kehidupan. Jadi, kecemburuan semata bukan penyebab pembunuhan.

Apa yang dilakukan Ryan adalah cermin gejolak kejiwaan yang kompleks, yang mencerminkan dinamika internal kejiwaannya dan pengalaman sosial yang traumatis. Dinamika internal yang dimaksud di sini adalah gejolak subyektif Ryan; sementara interaksi traumatis adalah hubungan sosial Ryan dengan orang-orang penting dalam hidupnya (significant others) yang menyisakan pengalaman pahit.

Filsuf Perancis, Paul Ricoeur, pernah mengemukakan, setiap orang memiliki rasa keadilan (sens de la justice). Perasaan pribadi inilah yang membuat kita mendambakan keadilan. Buah dari keadilan itu adalah kedamaian yang dicapai lewat rute panjang di mana kita harus belajar menghargai diri sendiri (self-esteem) sambil menerima penghargaan dari orang lain (self-respect) .

Dalam interaksi sosial, aliran rasa keadilan itu bisa terhambat. Apa yang dianggap adil oleh satu orang bisa dipaksakan kepada orang lain. Dengan demikian, suara keadilan dari orang lain diabaikan dan egoisme menjadi dominan. Efeknya, hak-hak orang lain dicederai sehingga
terjadi transgression (pelanggaran hak). Dari situ menetas aneka kejahatan, seperti dilakukan Ryan.

Ada satu kasus. Seorang transjender pernah berkeluh kesah pada saya tentang bagaimana orang-orang di sekitarnya tidak memahami dirinya. Ia mengaku sering ditolak, dicemooh, dan diasingkan dalam pergaulan sosial. Di akhir keluh kesahnya itu, ia berkata, "Saya ingin membunuh mereka semua". Meski tidak sepakat, saya bisa memahami letupan emosional itu.

Saya percaya, setiap orang bisa mengalirkan kebaikan dalam iklim cinta (love) dan perhatian (caring). Tanpa kehadiran dua kekuatan ini, kebaikan ditenggelamkan oleh kebencian. Bila kebencian telanjur dominan, cinta harus kembali dihidupkan. Ini disebut homeostasis, yaitu upaya menciptakan keseimbangan yang sehat. Situasi sosial berperan besar membantunya.


barudak kasep wrote:
bodoh benar semua tulisan tulisan ttg gay setelah kasus ryan :
1. gay selalu berpasangan dan pencemburu

gimana mau cemburu. banyakan gay ato biseks kan ganti ganti pasangan. mungkin cuma kurang dari 5% gay yg bener bener setia sama pasangan dan ga pernah selingkuh. sisanya tanpa pasangan alias banyakan ganti ganti partner sex doang. makanya banyak pertanyaan apakah mungkin ada cinta di dunia gay...jawabnya mungkin tapi kecil sekali. krn gay penuh tekanan sosial..cuma gay yg kuat mental aja yg sanggup terang terangan berpasangan. .open ke keluarga dan lingkungan. sisanya undercover mungkin hampir 95%. bener ga

2. gay selalu top dan bot..
ini juga pendapat yg bodoh..sampe temen temenku pada heran..gimana sih gay kok bisa ganti ganti sebentar jadi top sebentar jadi bot. hei..klo ga pernah masuk dunia gay mending ga usah komen. banyak kok gay yg akhirnya ga milih jadi top atopun bot. meskipun banyak top
mempromosikan nikmatnya jadi bot..tapi tentu banyak bot yg selalu di hantui HIV sehingga memilih tdak jadi top atopun bot. dan dgn pilihan itu mereka bisa jadi gay dan enak juga kok .
3. gay sadis..?

hahh...gw ga tahu alasan utk menolak anggapan ini. apa pasangan cewe-cowo ga ada yg sadis. ada cowo yg bunuh cewe krn cemburu, siram air keras, dll...
4. gay menular..?

bener ga sih. kalo sekali ngerasain enaknya jadi gay bakal ketularan. hah..selama dia emang kuat straightnya gw rasa ga bakal gay gay banget. banyak temen gw yg bisek akhir nya mereka ga gitu gila seks ama cowo..meskipun tdk berarti mereka pindah ke cewe. mungkin meerka udah masuk ke fase hidup yg menganggap sex bukan hal utama lagi. masa masa pencarian jti diri sex ssudah selesai


bill wrote...
hi guys....
cmn mo share nih soal info manjam,sekaligus warning aj.

hr ini,temen2 kantor gua pd kasak kusuk lait monitor masing2.Entah ada apa tp gua merasa ditatap penuh curiga dr cewe2 perawan tua ini.mereka tuh biang gossip di kantor gua,dan penjilat abadi. temen2 kantor gua ini,tau siapa temen2 akrab gua.dan yg paling akrab adalah 2 teman SMA gua,satu gua kenal dr SMP dan satunya lagi gua kenal wkt SMU.

Persahabatan gua bertiga dimuali dr SMA,dan setelah kita udah pd kerja,ga lama kemudian gua tau kl mereka ternyata gay. as for me,gua pertama cuman penasaran krn sering hang out dgn
mereka,tp lama2 gua jg jd ikutan suka liat yg namanya pria2 tampan. so,kita masing2 punya ID manjam.sebuah situs utk mencari teman sejenis.

Dan berkat situs ini pula gua bertemu dgn bf gua sekarang,dan seorang teman akrab yg kalian udah tau lewat beberapa postingan gua belakangan.( gara2 postingan ini pula temen gua jd ditanyain macem2 hahahahaha,tenang guys gua berdua masih temanan dan belom pernah
ketemuan!)

Teman2 kantor gua udah tau kl kita bertiga akrab,dan kita bertiga ini udah seperti saudara kandung and we are an underground gay and bisexsual.Kesibukan dan bisik2 para wanita2 itu jd perhatian gua akhirnya.Dan ternyata,salah seorang dr mereka message gua lwt
YM.Walhasil gua shock dgn pertanyaan yg dilontarkan. Wanita itu bertanya apakah teman gua(sebut saja si A)itu gay.gua tanya bali,apa alsannya? dan kemudian dia mempostingkan sebuah alamat situs profile manjam ke chatbox gua.Sadar akan apa yg bakalan gua lihat,gua langsung login ke ID manjam gua dan saat itu juga gua hapus account gua.gua juga login
pake account BF gua dan hapus accountnya dia juga.

Ternyata yg terpampang dr link yg diberikan adalah,profile dari BF nya si A.disitu dgn jelas si A menyatakan betapa dia berterima kasih pd Tuhan krn sudah menemukan sang kekasih di box "comments" sang BF.

Gua speechless.. .dan mengaku ke teman2 ktr gua kalo gua tidak tahu menahu soal ini.

Gua beruntung krn si wanita ini ga bakal ngadu ke empunya tp gua jg ga bisa menjamin kl dia ga bakalan nyebarin.Buktinya bbrp temen ktr gua spt sudah tau apa yg terjadi,dan wanita ini cukup terkenal krn suka menyebarkan website2 yg baginya bagus utk jd bahan gosip dia.(termasuk
buka2 foto2 friendster gua dan tmn2 gua trus dipamerin ke anak2 ktr).

Dia mengaku bahwa situs manjam itu dia ketahui krn sudah bnyk khalayak ramai yg tau mengenai situs ini baik pria maupun wanita,straight maupun gay.Dan situs manjam sering disebut2 lantaran munculnya kasus Ryan dan pemeriksaan dr aparat dgn hal2 yg berhubungan dgn kasus tersebut baik itu situs manjam sendiri,pemeriksaan di bbrp gay club yg
pernah dikunjungi Ryan,dsb.

Teman kantor gua ini,hanya sekedar iseng buka situs manjam.Dan yg terpampang biasanya adalah org2 yg online ataupun random profile.Dan secara kebetulan profile BF si A terpampang di halam depan situs ini.Teman kantor gua ini juga mengaku bahwa dia dan temanny2 sudah
lebih dr 1 minggu membuka situs ini dan melakukan browsing2 profile.dan mereka mencari2 profile teman laki2 mereka maupun kerabat terkait mereka disini.

Guys,please be more carefull karena situs manjam ini sekarang sudah tidak aman utk para gay discreet.... buat yg sudah open mungkin ini ga masalah,tapi kasian untuk yg masih undercover.
Gua dan bf sudah menghapus account kita dr manjam,dan menyampaikan kekurangan yg dimiliki oleh situs tsb.Mudah2an aj,kedepannya situs ini akan lebih bisa menjamin keamanan identitas para undies.

Untuk situs2 lain,gua msh belom ada kabar.Please untuk para binan yg punya Fag ag(perempuan, sahabat karib kaum gay yg bisa diajak hangout ke tmpt2 gay),jgn membocorkan semua tentang dunia kita ke mereka.Karena ini juga menyangkut org banyak.Punya Fag Hag ga dilarang tp lebih hati2 aja untuk mengantisipasi hal2 yg tidak diinginkan kedepannya.Mudah2an aj,para Fag Hag itu belum menyentuh milis ini hiks...bisa makin gila deh gua nantinya huhuhuhuhu

So,untuk teman2....ga ada salahnya untuk lebih berhati2 mengingat kehidupan kaum gay lagi terangkat ke permukaan dlm bbrp minggu ini.

Once again,be carefull,be safe and be gay....
hehehehe

BILL


JAKARTA (Pos Kota) – Pratik penyimpangan seks sesama lelaki bukan cuma dijumpai di kalangan usia dewasa tapi sudah merambah kalangan remaja. Sebagian di antaranya dari kelurga miskin.
Remaja keluarga miskin itu di antara menjadi joki 3 in 1 (three in one) dan anak jalanan (anjal). Boleh dibilang, remaja tersebut cuma menjadi korban pelampiasan nafsu pria dewasa sebagai gay.

Banyak kasus remaja jalanan telanjur menjadi korban gay dewasa. Komunitas anak telantar ini antara lain dapat ditemui di kawasan Stasiun dan Terminal Bis Senen, Gambir, Kalideres, Lapangan Banteng, Kawasan Wisata Jalan Jaksa, dan lainnya. Begitu pula remaja yang menjadi joki three in one (JTO) ditemukan di pangkalan mereka sekitar jalan menuju kawan pembatasan penumpang mobil pribadi minimal tiga orang atau three in one, termasuk di sekitar kawasan
Monas, Blok M, Ketapang, Jl. Samanhudi, Senayan, Dukuh Atas dan lokasi lainnya.

Remaja yang jadi joki ini terlihat sejak Pk. 07:00-10:00 pada pagi hari serta Pk. 16:30-19:00. Sebagian di antara mereka menjadi sasaran empuk kalangan gay. Beralasan menghindari razia polisi, gay doyan ngesek dengan remaja pria itu sengaja mencari yang berbadan macho untuk ikut mobilnya. Tujuannya, tentu saja hotel atau motel yang bisa dipakai untuk kencan.

Tidak semua joki mengidap homoseks, karena banyak juga yang menolak ajakan mesum pria bermobil. Tapi ada sejumlah joki yang menyanggupi permintaan mereka dengan alasan ekonomi.

Jika sudah cocok, si joki itu biasanya sering diajak kencan dengan janji bertemu lagi di suatu tempat. Mereka juga mengenalkan sang joki kepada rekan-rekan sesama gay.

Roy, remaja berwajah ganteng, kulit putih bersih itu, kemarin, mengaku pernah diajak gay untuk berkencan. Semula pemuda itu sempat menolak ajakan seorang gay ketika mangkal di sekitar Monas, Jakarta Pusat. Ia dijanjikan dapat bayaran besar, akhirnya setuju diajak
kencan.

"Saya sempat kaget ketika diajak main sama om-om itu, tapi karena saya butuh uang, saya maulah," kata Roy.
Dirinya mengaku berlanjut melayani permintaan sejumlah gay dan setiap kali berhubungan mendapat imbalan antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. "Itu tergantung kitanya bisa memuaskan atau tidak. Jika dia puas, dia memberi uang lebih dan akan mengajak kita lagi,"
ungkapnya.

DIANCAM BUNUH

Lain lagi dengan Iwan, remaja belasan tahun yang menjadi joki dan mangkal di Jalan Pakubuwono VI, Kebayoran Baru, mengaku pernah dipaksa untuk melayani om-om yang memiliki kelainan seks. Ia sempat diancam akan dibunuh jika menolak.
"Karena takut ancaman pelaku, akhirnya saya terpaksa melayani," kata Iwan.

Kalangan gay memilih-milih remaja joki yang menjadi sasarannya. Setelah masuk ke dalam mobil, mereka mengajak ngobrol yang menjurus ke hubungan sejenis. Jika joki itu mau diajak bicara lebih jauh, bertanda sudah masuk dalam perangkapnya. Tentu saja iming-iming uang
besar dilancarkan guna memuluskan niatnya.

Lain halnya dengan Rahman, remaja joki yang biasa mengkal di sekitar Persimpangan Slipi menjelaskan, dirinya pernah ditawari seorang om-om kencan di hotel berbintang. "Emangnya saya cowok apaan, mau diajak gituan," katanya.

Mencuatnya gejala tersebut, Polda Metro Jaya kini mengincar sekitar 40 tempat yang menjadi lokasi pertemuan kaum gay ibukota dari lapisan bawah hingga atas. Ini dilakukan sekaligus untuk kepentingan penyelidikan dan identifikasi pasca terbongkarnya kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh penjagal dari Jombang, Very Idam Henyansyah alias Ryan, 30, serta tewasnya karyawan Bank Mandiri, Ari, 49, di Apartemen Taman Rasuna, Jakarta Selatan.

Pengakuan dari kelompok gay diungkap Dion, 29. "Tidak semuanya gay berpikiran seperti Ryan. Kami juga bisa baik seperti manusia normal lainnya," katanya dijumpai di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.

ANJAL JADI `KUCING' GAY

Kalangan anjal yang mengenal dunia gay umumnya disodomi secara paksa. Andi, 16, satu remaja kemayu (genit), mantan anjal yang kini menjadi 'kucing' atau pelayan seks kaum gay di sejumlah tempat hiburan Jakarta.

"Awalnya pantat terasa sakit sekali, tapi lama-lama biasa saja," ujar Andi mengenang pengalaman pertama disodomi preman di kawasan Stasiun KA Gambir, beberapa tahun lalu.

Dia kini sering mangkal di kawasan Jalan Jaksa, Jakpus, maupun tempat hiburan malam di sekitar Matraman.

Remaja berkuli putih yang dulunya tampak sebagai anak lelaki normal, kini gerak-geriknya menjadi lembut dan genit. Meski cuma mengenyam pendidikan sampai kelas lima SD, remaja asal Bogor, Jawa Barat ini lumayan fasih berbahasa Inggris. Sejak sering di-booking bule, anak broken-home ini telah meninggalkan matapencarian sebagai tukang semir sepatu.

Menurutnya, banyak teman sesama anjal disodomi preman pada tengah malam. Awalnya, mereka diajak 'ngelem' (mabuk dengan cara menghirup lem), setelah itu dipaksa melayani nafsu bejatnya.

"Beberapa tahun lalu, kami hidup menggelandang berlima. Semuanya pernah mengalami seperti itu, tapi sekarang saya tidak tahu lagi bagaimana nasib teman-teman, " paparnya.

Hari ini, hasil wawancaraku dengan Pikiran Rakyat dimuat. Tapi kok berasa beda yah dengan aku omongin:

Pendapat Mereka

Motif Ekonomi
Tendi Naim, Pemerhati Masalah Sosial

Tidak ada hubungan antara agresivitas yang dilakukan Ryan dengan orientasi seksualnya. Tidak bisa hanya dengan kasus ini, kemudian terjadi labeling terhadap kaum gay. Kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun, entah dia gay atau bukan. Lagi pula, dalam kasus Ryan korban tidak hanya pria melainkan juga perempuan yang hartanya dirampas Ryan. Artinya, motif ekonomi lebih kuat dari pada motif cemburu. Harus ada analisis dari berbagai sudut pandang untuk mengungkap kasus Ryan.**

Gambaran Psikopat
Lydia Nur Esther, Psikiater

Ryan adalah gambaran seorang psikopat. Penampilan Ryan yang terkesan orang baik dan menyenangkan merupakan wujud psikopat sejati. Psikopat yang terampil adalah orang yang dapat menyembunyikan identitas aslinya. Dari luar mereka berpenampilan baik, namun di dalamnya mereka menyimpan hasrat besar untuk menyakiti. Oleh karena itu, masyarakat akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi tipikal manusia yang bersifat psikopat. Karena, untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gangguan kepribadian seperti Ryan adalah dengan melihat masa lalunya.**

Lebih Cemburu
Bram, Homoseksual

Orang yang menyukai sesama jenis memang memiliki kecenderungan, untuk bersikap berlebihan dalam urusan percintaan. Sikap posesif dan cemburu yang besar, selalu muncul tatkala ada orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan pasangan homoseksual. Oleh karena itu, seorang homoseksual harus mulai berani menunjukkan diri agar bisa senantiasa menjaga diri. (Agustin Santriana/Deti Yektiningsih)***

Penulis:
soal selalu muncul tatkala ada orang ketiga.. hummm perasaan ga ngomong itu deh. yea yeah...


Lebih dari separuh kasus pembunuhan yang melibatkan kaum homoseksual, dimutilasi. Pelaku umumnya menusuk korban lebih dari 10 kali tikaman. Kasus dilakukan secara spontan, terkait pasangan seks dan dilakukan secara spontan. Apakah ini menunjukkan, perilaku sosial kaum homoseksual lebih kejam dari perilaku masyarakat heteroseksual?

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro, Komisaris Besar Carlo Brix Tewu, Rabu (16/7) malam, mengatakan, lebih dari separuh kasus pembunuhan yang melibatkan homoseks, berakhir dengan mutilasi. Kasus umumnya dilakukan secara spontan dan terkait dengan persoalan pasangan seks. Angkanya saya punya, tetapi tidak di tangan saya sekarang. Jadi saya sebut saja, lebih dari separuh berakhir mutilasi, tuturnya.

Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan, Ajun Komisaris Besar Fadhil Imran menambahkan, Kamis (16/7) siang, korban sekurangnya ditikam dalam 10 kali tikaman. Korban tewas Heri Santoso (40) misalnya, ia ditikam tersangka Ryan (Verry Idham Henyaksyah, 30) dengan sebelas kali tikaman. Juga pelaku dewasa dalam kasus sodomi anak-anak di bawah lima tahun yang pernah saya tangani. Tersangka, tega menikam korbannya yang masih kecil dengan 10 kali tikaman, hanya karena si anak yang sudah lama disodomi, hari itu menolak disodomi,papar Fadhil.

Pelaku seolah ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia benar-benar marah, lanjutnya. Menurut Fadhil, dalam kasus pembunuhan yang dilakukan masyarakat heteroseksual, pelaku cukup menikam korban sekali dua kali saja, tanpa atau dengan mutilasi.

Heri dibunuh Ryan di kamar 309A, Blok C Margonda Garden Residence, Depok, Jum’at (11/7) pukul 20.00. Ryan membunuh Heri setelah Heri menawar Noval (Novel Andrias) pacar Ryan. Ryan tersinggung. Heri ditikam dengan 11 kali tikaman. Mayatnya dipotong tujuh bagian, disimpan dalam travel bag, koper, dan sebuah tas plastik, lalu di buang ke dua lokasi di tepi Jalan Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7) subuh.


Crime of Passion

Prof Dr Marjono Reksodipuro, mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), yang dihubungi Kamis (17/7) mengatakan, identifikasi kasus dan pelaku yang disampaikan Carlo dan Fadhil belum menunjukkan kaum homoseksual lebih kejam dari masyarakat yang heteroseksual. Terkesan menjadi lebih kejam karena umumnya, kalangan homoseks meledak dalam basis crime of passion dengan latar belakang yang sama, soal pasangan seks.

Marjono mengatakan, basis kejahatan masyarakat heteroseksual lebih beragam dan latar belakang atau motifnya pun bermacam-macam. Itu sebabnya, prosentase rangkaian kejahatan keji yang dilakukan masyarakat heteroseksal, lebih kecil berbanding total kejahatan yang mereka lakukan.
Kejahatan homoseks yang muncul ke publik hanya rangkaian kejahatan keji, yang nyaris melulu menyangkut pasangan seks. Timbul kemudian citra, kaum homoseks itu umumnya keji.

Padahal, kekejian itu hanya sebatas menyangkut persoalan pasangan seks, kilah Marjono. Menurut dia, Crime of passion adalah ledakan kemarahan yang membabi buta karena merasa terhina, dan cemburu, yang membuat pelaku membunuh atau menganiaya berat. Biasanya berlangsung secara spontan, tidak terorganisir dan terencana. Oleh karena itu, para pelaku umumnya terjerat pasal 338 atau 339 KUHAP, tambah Kriminolog UI, Prof Dr Adrianus Meliala yang dihubungi terpisah.

Pada kaum homoseksual, lanjut Kriminolog UI lainnya, Prof Dr Ronny Niti Baskoro, crime of passion bisa dipicu unsur lain, yaitu unsur ketakutan kehilangan peran karena pasangannya terancam hilang. Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Prof Dr Sarlito Wirawan, Adrianus, dan Marjono mengakui, rendahnya populasi kaum homoseksual menyebabkan kalangan ini mudah mengalami distres, mudah panik. Crime of passion diantara homoseks terjadi lebih keras karena berlangsung di antara para pria.

Menurut mereka, asmara yang tumbuh di antara mereka adalah cinta Platonis, mencinta untuk menguasai dengan pendekatan, looose-loose solution, dan bukan win-win solution. Dengan kata lain, dalam kasus-kasus perebutan, perselingkuhan dan pertengkaran asmara, kaum homoseks umumnya berprinsip, Kalau saya tidak dapat, makan kamu pun tidak akan mendapat dia. Interaksi berlangsung agresif saling menghancurkan,ungkap Sarlito.

Peran permanen

Menurut dia dan Adrianus, dalam menjalin asmara, kaum homoseks tidak mengenal konsep belahan jiwa. Mereka hanya mengenal konsep pembagian peran yang permanen antara perempuan dan pria . Peran tersebut mereka jalankan sampai mereka ajal.

Fungsi-fungsi dalam organ tubuh pria dan perempuan tidak penting bagi mereka. Yang mereka utamakan pembagian peran pria dan perempuan. Itu bedanya homoseks dengan waria. Waria adalah pria yang ingin menjadi perempuan dengan mengubah keadaan tubuhnya. Dari tubuh pria, menjadi tubuh yang mirip perempuan. Dia lantas membesarkan dada menjadi payudara, dan mengubah alat kelaminnya.

Sepengamatan Fadhil, di kalangan kaum homoseksual, peran itu cukup ditandai dengan ada tidaknya bulu-bulu di sekitar genital mereka. Yang berperan perempuan mencukur habis bulu-bulu mereka, sedang yang berperan pria tidak. Saya melihat itu pada jenazah mereka. Yang berperan perempuan melakukan oral, sedang yang berperan pria melakukan sodomi,ungkapnya. Fadhil sependapat dengan Sarlito dan Adrianus, pembagian peran itu bersifat permanen.

Saya mendapatkan pengakuan itu ketika menyidik para tersangka pembunuh yang homoseks,ucapnya. Kepada wartawan, tersangka Ryan pun mengaku, sudah lima tahun ia mengenal dekat Heri. Tetapi selama itu, keduanya tidak berhubungan intim karena keduanya berperan sebagai perempuan.

Pembagian peran ini kata Adrianus dan Sarlito, menentukan eksistensi setiap homoseks. Jika salah seorang dari pasangan homoseks hilang (lari, selingkuh, kembali menjadi pria sesuai fungsi tubuhnya, atau meninggal), maka homoseks lainnya mengalami krisis peran, krisis eksistensi. Itulah yang membuat tersangka Ryan memutilasi Heri. Ryan tidak ragu menghabisi Heri karena Ryan merasa perannya sebagai perempuan terancam oleh ucapan Heri.

Sarlito mengatakan, sebagai kelompok minoritas yang terus merasa terancam, kaum homoseks bisa cepat mengatasi berbagai persoalan eksternal mereka karena ada perasaan senasib yang harus mereka tanggung bersama. Oleh karena itu, jarang muncul kejahatan yang melibatkan homoseks karena motif ekonomi, atau motif eksternal lainnya. Tapi begitu menyangkut persoalan internal seperti persoalan peran tadi, mereka akan bersikap loose-loose,tutur Adrianus.

Lebih keji

Kriminolog UI lainnya, Prof Dr Ronny Niti Baskoro, mengutip sejumlah hasil riset internasional mengakui, kaum homoseks lebih keji ketika meledak ketimbang kaum lesbian. Bukan hanya karena yang satu pria dan yang lain perempuan, tetapi juga karena pasangan homoseks lebih terbuka, lebih loyal dan setia, serta berbasis pada kasih sayang pasangan ketimbang kebutuhan seksual mereka. Bisa dimaklumi bila kemarahan mereka menjadi seperti amuk bila dikhianati pasangannya, atau pasangannya direndahkan, paparnya.

Kaum lesbian umumnya, lanjut Ronny, berbanding sebaliknya. Mereka lebih sebagai pasangan yang tertutup, lebih mengutamakan kepuasan seksual ketimbang kesetiaan, dan lebih mudah kembali menjadi perempuan sesuai organ tubuhnya, atau kembali lagi menjadi lesbian ketika menemukan pasangan yang cocok.

Karena sifat komunitasnya itu, kaum lesbian lebih mudah menjadi biseks ketimbang kaum homoseks. Kaum homoseks yang menikah lain jenis, ia menikah hanya sebagai kedok saja. Dia tetap homoseks dan bukan biseks,tegas Ronny. (Kompas,Selasa, 22 Juli 2008 | 06:19 WIB)



Oleh: Wahyu Awaludin

Homoseksual berasal dari bahasa Yunani, “homo” berarti “sama” dan bahasa Latin “sex” berarti “seks”. Istilah homoseksual diciptakan tahun 1869 oleh Dr Karl Maria Kertbeny, seorang dokter berkebangsaan Jerman-Hongaria. Istilah ini disebarluaskan pertama kali di Jerman melalui pamflet tanpa nama. Kemudian penyebarannya ke seluruh dunia dilakukan oleh Richard Freiher Von Krafft-Ebing di bukunya “Psychopathia Sexualis”.[1]. Menurut para ahli, homoseksualitas bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu kelainan seksual.[2]

Berapakah jumlah kaum gay? Menurut penelitian Alfred Kinsey (1948, 1953) di Amerika Serikat, jumlah persentase gay dan lesbian (waria tidak dihitung) adalah sebanyak 10% dari total penduduk negara tersebut.[3]

Bagaimana di Indonesia? Apabila kita pakai rumus ini, maka jumlah gay dan lesbian di Indonesia sekitar 20 juta orang. Tetapi untuk masyarakat di Indonesia, problemnya adalah identitas: tidak semua orang yang melakukan hubungan sesama gender atau dengan waria mengidentifikasi diri sebagai gay atau lesbian (bahkan yang berhubungan dengan waria tidak beridentitas apa-apa). Kalau identitas radar-penuh gay/lesbian/waria dipakai sebagai dasar perhitungan, menurut perkiraan sekitar 1% penduduk yang demikian: jadi jumlahnya sekitar 2 juta orang.

Namun kalau kita pakai perhitungan cara Kinsey (pernah melakukan hubungan seksual dengan sesama lelaki, setidak-tidaknya sekali), maka jumlahnya bisa mencapai 53%. Untuk Indonesia, ini berarti angkanya sekitar 53 juta lelaki. Kaum waria biasanya mengatakan, kalau perilaku seksual lelaki-waria yang dipakai sebagai dasar perhitungan, persentasenya bisa mencapai 90%, khususnya pada kelas pekerja. Ini berarti dari sekitar 190-an juta kelas pekerja, dengan asumsi separuhnya adalah perempuan (95 juta), maka 85,5 juta lelaki Indonesia pernah atau akan pernah melakukan hubungan seks dengan waria atau yang dianggap waria (termasuk di sini gay atau lelaki biasa).[4]

Menurut www.manjam.com, sebuah situs khusus gay, jumlah gay yang terdaftar di web tersebut di kota Jakarta saja sebanyak 3000 orang.[5] Sedangkan hasil survey YPKN (Yayasan Pelangi Kasih Nusantara) menunjukkan, ada 4.000 hingga 5.000 penyuka sesama jenis di Jakarta. Menurut Ridho Triawan, pengurus LSM Arus Pelangi, sebuah yayasan yang menaungi lesbian, gay, waria dan transjender, setidaknya ada 5000 gay serta lesbian yang hidup di Jakarta[6]. Secara kalkulasi, pakar seksualitas Dr Boyke Dian Nugraha sempat mencatat bahwa frekuensi kaum gay yang murni adalah satu dari 10 pria.[7] Sedangkan Gaya Nusantara[8] memperkirakan, 260.000 dari enam juta penduduk Jawa Timur adalah homo. Angka-angka itu belum termasuk kaum homo di kota-kota besar. Dr. Dede Oetomo memperkirakan, secara nasional jumlahnya mencapai sekitar 1% dari total penduduk Indonesia. Kalau asumsi Dr Dede Oetomo benar, tentunya itu sebuah angka yang membelalakkan mata.[9]

Jika kita berasumsi bahwa data di atas adalah benar, berarti kita selama ini sudah hidup dan bermasyarakat cukup lama dengan kaum gay di Indonesia. Mereka ada di tengah-tengah kita.

Pertanyaan selanjutnya muncul, bagaimana sebenarnya eksistensi mereka di kota-kota besar, seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya? Bagaimana seluk-beluk kehidupan mereka? Bagaimana sikap masyarakat di sekitar mereka ketika menyadari bahwa mereka adalah seorang gay?

Sejarah Singkat

Keberadaan kaum gay adalah fakta. Mereka adalah sebuah realita abad 21. Kini mereka mulai berani memunculkan diri di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Sebenarnya, kemunculan mereka di Indonesia dimulai sekitar tahun1920-an[10]. Pada tahun itu, komunitas homoseks mulai muncul di kota kota besar Hindia Belanda.[11] Sayang penulis tidak mempunyai info lebih detail mengenai nama-nama komunitasnya. [12]

Waktu pun berlanjut. Di Jakarta pada tahun 1969, organisasi wadam (baca: gay) pertama, Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD) berdiri difasilitasi oleh Gubernur DKI Jakarta Raya, Ali Sadikin.[13]

Tanggal 1 Maret 1982, organisasi gay terbuka pertama di Indonesia dan Asia, Lambda Indonesia, berdiri, dengan sekretariat di Solo. Dalam waktu singkat terbentuklah cabang-cabangnya di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan tempat tempat lain. Terbit juga buletin G: gaya hidup ceria (1982-1984).[14] Akibat dari munculnya organisasi Lambda Indonesia, di tahun1992, terjadi ledakan berdirinya organisasi-organisasi gay di Jakarta, Pekanbaru, Bandung dan Denpasar. Juga di tahun 1993 Malang dan Ujungpandang menyusul.[15]

Pada tahun-tahun selanjutnya, kaum gay makin banyak mendirikan organisasi dan komunitas, hanyasaja belum berani unjuk diri secara terang-terangan ke masyarakat Indonesia. Namun, akhir-akhir ini fakta itu bergeser. Pasalnya, acara-acara TV yang menampilkan sosok gay semakin banyak. Kebanyakan dari mereka muncul untuk “menginformasikan” kehidupan kaum gay kepada masyarakat.

Salah satunya acara Empat Mata yang dibintangi oleh komedian Tukul Arwana. Pada tanggal 16 Mei 2007, Empat Mata menghadirkan seorang gay yang bernama Dede.[16] Dede hadir menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar dunia gay.[17]

Pemunculan Dede ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai tanda-tanda bahwa masyarakat Indonesia mulai menerima kehadiran kaum gay, atau setidaknya mulai tumbuh rasa ingin tahu tentang kehidupan kaum gay.[18]



2.2 Kehidupan Kaum Gay Jakarta

Jakarta sebagai kota metropolitan menawarkan kehidupan yang sangat menarik. Mulai dari narkoba sampai buku-buku agama, mulai dari mal-mal megah sampai perhiasan berharga jutaan rupiah. Beragam komunitas pun ada disini, mulai dari aktivis lingkungan sampai mafia internasional. Begitu pula dengan kaum gay, mereka pun “mengambil tempat” di Jakarta. Mereka membuat komunitas sendiri yang ekslusif (dalam arti hanya khusus kaum gay).

Sebenarnya, kehidupan kaum gay tidak berbeda dengan apa yang biasa kita sebut “kaum normal”. Mereka makan, minum dan kadang terluka. Yang membedakan kaum gay dengan kaum heteroseks hanya orientasi seksualnya. Selebihnya, tidak ada perbedaan.[19]

Seperti masyarakat umumnya, kaum gay pun mempunyai strata sosial, apalagi di Jakarta, strata sosial ini terlihat lumayan jelas. Khusus di kalangan gay, pembagian kelas tampak pada tempat ngeber[20], cara berpakaian dan berasesoris, yang semuanya berawal pada kombinasi tingkat penghasilan dan aspirasi kelas mereka.[21]



Kaum gay yang low class biasanya ngeber di diskotik-diskotik murah dan tidak terkenal. Sedangkan kaum gay yang high class biasanya lebih menginginkan sutu private party. Dengan private party itu mereka bisa membuat acara sebandel mungkin, sebebas mungkin, dan tentunya sesuai dengan keinginan mereka.



Bahkan saat ini ada Event Organizer (EO) yg khusus membuat konsep acara seperti apa yang menjadi keinginan konsep pesta “gila” mereka. EO ini melayani jasa membuat konsep pesta untuk kaum gay. Bahkan EO ini juga melayani jasa resmi dan formal seperti gathering, wedding dan exhibition.[22]



Walau pasti menelan biaya mahal, mereka seolah tidak peduli. Yang mereka cari adalah kesenangan, kenikmatan diri sendiri, mencari arti dari kesenangan untuk dirinya. Karena bagi kaum homo seolah sulit untuk mendapatkan kenikmatan dan kepuasan diri yang notebene adalah kepuasan seksual dengan sejenis mereka. Sebebas apapun tetap saja mereka harus sembunyi-sembunyi untuk memperolehnya.



Lagipula, alasan mereka membuat pesta dan dugem sendiri adalah karena di tempat umum, belum tentu semua orang menerima kaum gay. Ada beberapa orang yang ketika kaum gay datang ke diskotik, mereka akan membuang muka atau mendengus jijik. Walau kaum gay berprinsip “nggak usah peduli apa kata orang”, hal ini tetap saja membuat membuat mereka tidak nyaman. Dari situlah, kemudian mereka membuat tempat dugem khusus kaum gay.[23]



Di Jakarta sendiri, ada beberapa tempat ngeber dan dugem khusus kaum gay[24]. Yaitu diantaranya:

1. Lap.Banteng (BT), campur, malam, komersial.

2. Tugu/Gelanggang Senen, campur, malam, komersial.

3. Bioskop Grand Duta/Mulya Agung (Grand/MA), persimpangan Jln Kramat Raya-Kwitang, campur, siang & malam.

4. Terminal Bus Senen (kamar mandi 'Si Unyil'), campur, komersial.

5. Dangdut Senen. sebelah gelanggang Senen/seberang terminal bus, campur, komersial.

6. Cililitan (Cili-terminal lama), di sekitar terminal lama, campur, malam Minggu.[25]

7. Gedung Bioskop Cinere, di lobi, mayoritas brondong, malam.

8. Ciputat-Gedung bioskop Sahara, di pelataran, mayoritas brondong, malam.
Kolam renang Ancol (di bawah 'Air Terjun'). Minggu sore.

9. Sogo. Plaza Indonesia. Hotel Grand Hyatt, bundaran HI, mayoritas brondong, siang & malam.

10. Pasaraya Big & Beautiful Blok M, toilet lantai dasar/pintu masuk parkir, campur, siang & malam.

11. Blok M Plasa/Terminal Kebayoran Baru, mayoritas brondong, siang & malam.

12. Atrium/Segitiga Senen,. depan Studio 21, mayoritas brondong, siang & malam.

13. Metro Kafe, Puri Indah Mal Lt.1, 10.00-21.00 WIB.

14. Kebanyakan Disko di Jakarta adalah tempat mangkal gay.

15. Tanamur (disko), Jln Tanah Abang,Kamis malam banyak gay, Minggu malam lines, campur, komersial.

16. The New Moonlight (ML), persimpangan Hayam Wuruk-Mangga Besar, Rabu malam & Sabtu malam Minggu, gay & lines.

17. Kasturi Diskotik, Jln Mangga Besar Raya 10 E, Senen malam Selasa, Gay Night, 22.00 WIB-selesai.

18. Furama Pub & Diskotik, Jln Hayam Wuruk Raya 75 (sebelah Holland Bakery), Selasa malam Rabu, Gay Night, 22.00 WIB-selesai.



Mereka kadang janjian lewat telepon, lalu ketemuan di tempat-tempat di atas. Setelah mengobrol beberapa jam, kadang mereka menyewa hotel untuk melakukan hubungan intim. Dalam hal ini, tempat ngeber mereka berfungsi sebagai tempat janjian. Namun, sering juga tempat ngeber mereka dijadikan tempat untuk berbagai perlombaan/kontes.[26]

Biasanya, kalau mereka ingin ngeber, mereka akan datang dengan baju necis, mahal, membawa mobil pribadi dan berpenampilan bak selebritis. Biasanya mereka yang seperti ini berarti sudah saling mengenal.[27]



Namun bagi kaum gay yang malu-malu, dunia maya menjadi salah satu alternatif untuk mencari pasangan. Ferdi, sapaan karib Ferdinand, salah satu gay Jakarta, tak memungkiri bahwa www.friendster.com sudah menjadi ajang mencari jodoh. Ferdi mengaku, dari kenal di Friendster, kemudian dilanjutkan dengan E-Mail (surat elektronik). "Akhirnya telpon-telpon dan ketemuan deh," kata Ferdi.[28] Selain Friendster, situs lain yang sering dijadikan tempat chatting kaum gay adalah Yahoo! Messenger[29]. Selain itu, kaum gay juga membuat situs pertemanan sendiri (khusus kaum gay), diantaranya adalah www.gayanusantara.org, www.sobatan.com, dan www.manjam.com.[30]



Memang kehidupan kaum gay Jakarta identik dengan kehidupan malam. Hal ini karena di kehidupan siang hari, di Indonesia, mereka masih belum bisa menemukan kebebasan. Sebagian masyarakat masih ada yang membenci mereka sehingga membuat mereka tidak bisa bergerak leluasa.



2.3 Bahasa Gaul Kaum Gay Jakarta

Kaum gay Jakarta –seperti masyarakat umumnya- mempunyai istilah-istilah tersendiri dalam percakapan, atau bisa disebut bahasa gaul (baca: khusus untuk kaum gay). Bahasa ini umumnya mereka pakai ketika mereka sendiri beridentitas sebagai gay, atau ketika bertemu dengan kaum gay lain dan sedang ngeber.

Dalam menciptakan bahasa gaul ini, kaum gay tidak terikat satu aturan tertentu. Bagi mereka yang penting adalah nikmat dan jadi. Di bawah ini adalah penjelasan singkat bagaimana kreativitas bahasa itu diekspresikan dalam keberagaman cara dan metode modifikasi, [31] diantaranya yang disebut sebagai bahasa "binan".[32]

1. Bentuk modifikasi regular

o Tambahan awalan "si"
Awalan "si" biasanya digunakan oleh waria di Jawa Timur. Cara pengunaannya dengan menambahkan kata "si" pada setiap kata yang digunakan dengan terlebih dahulu memenggal suku kata pertama dari suku kata belakang, sehingga menghasilkan bunyi baru. Syaratnya, setiap kata modifikasi tesebut harus berakhir dengan huruf konsonan.
Cara pembentukan: lanang (jw. laki-laki) dipenggal menjadi lan + ang. Kemudian pada kata lan di depannya diberi awalan "si", sehingga menjadi kata silan, yaitu "si" + lan.
Contoh lain:
wedhok (jw. Perempuan) -> siwed ("si"+wed)
Makan -> simak("si" + mak)
Pergi -> siper("si" + per)

o Tambahan akhiran "ong"
Penambahan akhiran "ong" adalah modifikasi sederhana lain yang Bering juga digunakan. Penggunaannya dengan menyesuaikan/mengasimilasi setiap suku kata terakhir dalam bahasa keseharian dengan bunyi "ong" dan setiap huruf vokal suku kata pertama menjadi bunyi e.
Cara pembentukan: Kata "banci", suku kata ban- dirubah bunyinya menjadi "ben", sedangkan suku kata akhir (ci) diasimilasikan dengan akhiran "ong" sehingga menjadi kata "cong". Jika kedua suku kata digabung (ben + cong) berubah menjadi kata "bencong".
Contoh lain:
laki -> lekong (la+ ki -> le +kong)
Makan -> mekong (ma + kan -> me + kong)
Homo -> hemong (ho + mo -> he + mong)

o Tambahan akhiran "es" atau 'i'
Kaidah yang berlaku dalam penambahan akhiran "es" hampir sama dengan modifikasi dengan akhiran "ong", kecuali pada penambahan suku kata akhir disesuaikan dengan bunyi "es" atau "i". Sehingga kata "band" bisa dimodifikasi menjadi kata "bences" atau "benci".
Contoh lain: lekes atau leki (la+ ki -> Le + kes atau ki) jalan -> jeles atau jeli (Ja+ lan -> je + les atau li)

o Tambahan sisipan "in"
Dibanding dengan modifikasi regular lainnya, sisipan "in" sedikit lebih sulit dalam penerapannya. Dalam modifikasi dengan sisipan "in", setiap suku kata dibagi diasimiliasikan dengan sisipan bunyi "in".
Cara pembentukan:
Misalnya kata "banci", suku kata awal ban dipisahkan dengan suku kata akhir ci, sehingga menjadi dua bunyi yang benar-benar terpisah. Kata ban dan ci disisipi dengan kata "in" sehingga berbunyi "binan cini'.
Contoh lain:
lesbi -> lines bini (les+ bi -> lines+ bini) homo -> hino mino (ho+ mo -> hino+ mino)



2. Bentuk modifikasi irregural

o Dengan memberi makna beda pada istilah kata umum. Jenis kata plesetan ini dibentuk dengan berbagai alasan antara lain bisa dikarenakan kesamaan sifat atau karakter antara dua kata atau bisa dikarenakan semata-mata oleh kesamaan bunyi. Untuk yang kata ganti yang digunakan karena analogi karakter bisa ditemui antara lain pada kata-kata berikut ini; "jeruk" (pemeras), "idealisme" (idiot), "bawang" (bau), "cuci WC" (menjilati dubur, analingus), "madonna° (matre), dll. Sedangkan plesetan kesamaan bunyi antara lain; "sandang" (sana), " "bandana" (bandit), "cumi-cumi" (berciuman) dll.

o Plesetan Singkatan kata-kata umum
Misalnya:
"BBC" atau "bibisi" (becak, tukang becak)
"mojokerto" (mojok)
"texas" (terminal)
"California" (pinggir kali)
dll.

o Kata-kata yang khusus, istilah yang hanya ditemukan dalam kalangan gay. Kata-kata yang dalam pengertian bahasa lain terdengar tidak ada makna.
Misal; "akika" (aku)
"diana" (dia)
"amir" (amat, sangat)
"cik pin" (pincang)
"la nina" (lanang)
"habibah" (habis)
"lucy-lucy" (elus-elus)
"metelek" (gay yang baru bercinta)
dll.

o Istilah=Istilah atau Singkatan
Misal:
"ADIIYA" (Adu titit saja)
"BAKSO" (Badannya seksi sekali bo!)
"HANDOKO" (Hanya doyan kontol)
"P&G" (Penjong & gedong), "UMNO" (Urusan Meong Number One) dll.

(Catatan: Aturan-aturan tersebut tidak selalu berlaku secara terpilah-pilah, kadang-kadang dalam satu kata bisa terjadi merupakan dua cara plesetan sekaligus).

2.4 Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah serta Diskriminasi Terhadap Kaum Gay

Secara umum, perubahan nilai sosial dan cara pandang masyarakat saat ini cukup bisa menerima komunitas kaum gay. Walaupun baru hanya sebagian lapisan masyarakat saja.[33] Bahkan, ada juga kaum heteroseksual yang bergiat di LSM gay. Mereka bukan gay, tapi mereka peduli terhadap gerakan gay.[34] Direktur Arus Pelangi Jakarta, Rido Triawan, mengatakan, sebanyak 30% anggota Arus Pelangi merupakan kaum heteroseksual.[35] Padahal Arus Pelangi adalah LSM khusus gay.



Walau begitu, masyarakat yang menolak kaum gay juga ada, bahkan itulah yang mayoritas. Mereka terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari organisasi agama, sosial, sampai pendidikan.[36]



Orang yang membenci kaum gay biasa disebut Homophobia.[37] Reaksi kaum Homophobia apabila bertemu gay ataupun berada di lingkungan gay adalah merasa tidak tenang, gelisah, khawatir, takut tertular “penyakit homoseksual”[38], merinding dan tidak sedikit yang langsung kabur dan menjauh[39]. Namun ada juga kaum Homophobia yang sampai mengisolasi dan memprovokasi masyarakat untuk menjauhi kaum gay.



Berbeda dengan kaum waria yang merasa sangat didiskriminasikan oleh pemerintah, pada umumnya pemerintah jarang sekali membuat pernyataan melecehkan atau mendiskriminasi kaum gay, walau tetap ada beberapa pengecualian, salah satunya adalah perkawinan sejenis.[40] Namun, untuk masalah yang satu ini, kaum gay terus melobi pemerintah supaya pemerintah mau melegalkan perkawinan sesama jenis. Seperti diketahui, Indonesia hanya memperbolehkan perkawinan antar lawan jenis. Demi terwujudnya tujuan itu, banyak hal yang mereka lakukan, seperti menggelar seminar sampai menerbitkan buku yang berjudul “Indahnya kawin sejenis”.[41]

ANALISIS DATA

Ketika membuat makalah ini, penulis sempat membuat sebuah kuisisoner yang bertujuan untuk mengetahui seluk-beluk kehidupan kaum gay Jakarta. Kami memberikan 4 pertanyaan kepada 20 orang dalam bentuk kuisioner.

Pertanyaan pertama adalah, “Darimana Anda mengenal istilah homoseksual?”. Mayoritas responden (13 orang), menjawab dari media elektronik atau cetak. Dilain pihak, hanya 4 orang yang menjawab dari buku dan hanya 3 orang yang menjawab dari teman. Ini menunjukkan bahwa media sangat berperan besar dalam penyebaran informasi tentang homoseks/gay.

Pertanyaan kedua, “Pernahkah Anda mengalami homoseks?” Mayoritas responden (12 orang) menjawab belum pernah, dan hanya 8 orang yang menjawab sudah pernah. Tampaknya fakta ini berkolerasi dengan analisa Kompas bahwa 8-10 juta pria pada satu waktu pernah mengalami perbuatan homoseksual.[42]

Pertanyaan ketiga, “Pernahkah Anda melihat adegan homoseksual sedang kontak fisik? Darimana Anda mengetahuinya?”. Mayoritas responden yang menjawab “Pernah, dari TV ataupun langsung” sebanyak 15 orang, sedangkan yang menjawab belum pernah hanya 5 orang.

Pertanyaan keempat, “Menurut Anda apakah factor yang mempengaruhi seseorang menjadi homoseksual?” Mayoritas responden (11 orang) menjawab “Lingkungan”, 6 orang yang menjawab “Genetik” dan 3 orang menjawab “Ragu-ragu”.

Dari data diatas, penulis menganalisa bahwa sebenarnya masyarakat kita masih kurang memahami hakikat homoseksualitas/gay. Contohnya pada pertanyaan keempat, masih ada 3 responden yang menjawab “Ragu-ragu” ketika ditanya penyebab seseorang menjadi homoseks.

Selain itu, penulis menyimpulkan bahwa media sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi tentang dunia gay. Ini tentu bisa dimanfaatkan oleh pemerintah atau pihak yang berwenang menyosialisasikan eksistensi kaum gay. Media juga bisa digunakan oleh kaum gay sendiri untuk memperjuangkan diskriminasi dan kesewenang-wenangan yang ditujukan kepada mereka. Dan sebaliknya, bagi pihak-pihak yang “tidak menyetujui” adanya kaum gay, media juga bisa sangat berguna untuk mencapai tujuan mereka.


BIBLIOGRAFI

“Homoseksualitas” www.wikipedia.org. Diakses pada 25 Desember 2007.



Iwan Setiawan. “Homoseksualitas antara pilihan atau trend”.www.google.com. Diakses pada 25 Desember 2007.



“Pertanyaan yang Sering Diajukan dalam Kaitannya dengan Homoseksualitas” www.gayanusantara.org. Diakses pada 26 Desember 2007.



“Kaum Gay Dan Waria Satroni DPR “http://asia.geocities.com/arus_pelangi/. Diakses pada 28 Desember 2007.



“Kaum Gay Kehilangan Hak Publik”. http://asia.geocities.com/arus_pelangi. Diakses pada 28 Des 2007.



Hidayat Gunadi, Mujib Rahman, Sigit Indra dan Sujoko. “Jalan Berliku Kaum Homo Menuju Pelaminan”. Gatra Edisi 46. Beredar Jumat 26 September 2003.



“Realita GAY(homo) dan Rock an roll” www. disur.multiply.com. Diakses pada 24 Desember 2007.



Akbar A. Thalib, “Ada Gay di Empat Mata”. www.selalumuda.multiply.com. Diakses 26 Desember 2007.
Meneropong Kehidupan Kaum Homoseksual Ibukota”

http://lieagneshendra.blogs.friendster.com. Diakses 26 Desember 2007.



"Bukan Lelaki Biasa (Menguak Kehidupan Kaum gay Jakarta)” http://erlyandiaa.multiply.com. Diakses pada 26 Desember 2007



“Ngeber” www.gayanusantara.org. Diakses pada 26 Desember 2007



“Bahasa Gaul” www.gayanusantara.org. Diakses pada 26 Desember 2007



“Muhammadiyah dan NU Tolak Organisasi http://asia.geocities.com/arus_pelangi/ . Diakses pada 28 Desember 2007



“Homoseksual!”. www.kompas.co.id. Diakses pada 26 Desember 2007
[1] “Homoseksualitas” www.wikipedia.org. Diakses pada 25 Desember 2007



[2] Iwan Setiawan. “Homoseksualitas antara pilihan atau trend”.www.google.com. Diakses pada 25 Desember 2007

[3] “Pertanyaan yang Sering Diajukan dalam Kaitannya dengan Homoseksualitas” www.gayanusantara.org. 26 Desember 2007

[4] Ibid.



[5] www.manjam.com

[6] “Kaum Gay Dan Waria Satroni DPR “http://asia.geocities.com/arus_pelangi/. Diakses pada 28 Desember 2007

[7] “Kaum Gay Kehilangan Hak Publik”. http://asia.geocities.com/arus_pelangi. DIakses pada 28 Des 2007



[8] Gaya Nusantara adalah satu yayasan khusus untuk kaum gay yang sangat terkenal di Indonesia. Yayasan ini berdomisili di Surabaya. Mereka menerbitkan buku, bulletin, majalah dan mengadakan acara serta seminar khusus untuk kaum gay.



[9] Hidayat Gunadi, Mujib Rahman, Sigit Indra dan Sujoko. “Jalan Berliku Kaum Homo Menuju Pelaminan”. Gatra Edisi 46. Beredar Jumat 26 September 2003



[10] “Realita GAY(homo) dan Rock an roll” www. disur.multiply.com. Diakses pada 24 Desember 2007



[11] Nama Indonesia pada waktu itu
[12] Ibid.

[13] Ibid.



[14] Ibid.

[15] Ibid.



[16] Nama lengkapnya Dr. Dede Oetomo, lahir tanggal 6 Desember di Pasuruan. Dia adalah orang yang pertama kali mengumumkan bahwa dirinya adalah seorang gay di Indonesia. Berkat itu, sekarang dia mendapat julukan “Presiden Gay Indonesia”. Penerima penghargaan internasional Felipa De Souza Award 1998 di New York ini adalah pendiri Yayasan Gaya Nusantara dan dia sekarang menjadi Dewan Pembinanya. Penulis buku ‘Memberi Suara Pada Yang Bisu' ini juga laris sebagai narasumber untuk kegitan-kegiatan seminar di bidang gender, kesehatan seksual, sosial maupun politik. Bukan cuma di Indonesia saja, namun juga di mancanegara.



[17] Akbar A. Thalib, “Ada Gay di Empat Mata”. www.selalumuda.multiply.com. Diakses 26 Desember 2007



[18] Ibid.
[19]“ Meneropong Kehidupan Kaum Homoseksual Ibukota”

http://lieagneshendra.blogs.friendster.com. Diakses 26 Desember 2007



[20] Ngeber adalah istilah kaum gay untuk “tempat kumpul-kumpul”. Biasanya di diskotik.



[21] “Pertanyaan yang Sering Diajukan dalam Kaitannya dengan Homoseksualitas”

http://www.gayanusantara.org/. Diakses pada 26 Desember 2007



[22]"Bukan Lelaki Biasa (Menguak Kehidupan Kaum gay Jakarta)” http://erlyandiaa.multiply.com. Diakses pada 26 Desember 2007



[23] Ibid.



[24] “Ngeber” www.gayanusantara.org. Diakses pada 26 Desember 2007



[25] Untuk tempat no. 6 ini, penulis mendapat informasi agar kaum gay jangan datang selain malam Minggu, karena berbahaya.

[26] “Bukan Lelaki Biasa…” ibid.
[27]“Meneropong…” loc.cit



[28] “Meneropong…” loc.cit



[29] Ibid.



[30] Penulis mengambil kesimpulan ini setelah melakukan penelusuran di www.google.com

[31] “Bahasa Gaul” www.gayanusantara.org. Diakses pada 26 Desember 2007



[32] Mohon maaf sebelumnya jika ada kata-kata yang terkesan tidak senonoh. Kata tidak disensor untuk menjaga “keaslian” bahasa binan.

[33] “Bukan Lelaki Biasa…” loc.cit.
[34] “Muhammadiyah dan NU Tolak Organisasi http://asia.geocities.com/arus_pelangi/ . Diakses pada 28 Desember 2007



[35] Ibid

.

[36] Dari berbagai sumber.

[37] “Kaum Gay Kehilangan…” loc.cit.

[38] Kaum Homophobia biasanya menganggap bahwa homoseksual itu adalah semacam penyakit menular.



[39] “Kaum Gay Kehilangan…” loc.cit.



[40] “Pertanyaan yang Sering…” loc.cit.



[41] “Kaum Gay Kehilangan…” loc.cit. Kami tidak mengetahui siapa penulis buku ini.

[42] “Homoseksual!”. www.kompas.co.id. Diakses pada 26 Desember 2007
/span> “Homoseksual!”. www.kompas.co.id. Diakses pada 26 Desember 2007


andra basangih wrote:

Beberapa waktu lalu gue kenal ama seseorang. Dia lumayan borju masih muda, punya kerjaan bagus. Dia memang terlahir dari keluarga kaya. Kita berbincang tentang banyak hal tapi lebih cenderung ke hobi, sampai kemudian dia bicara tentang tekadnya untuk menikah dengan bfnya di usia30. Dan sekarang mereka lagi nabung untuk beli rumah. Jujur gue kaget dengan rencana mereka. Saat gue tanya, gimana kalo ortunya marah atau gak ngijinin dengan enteng dia bilang, keluar rumah aja kan udah punya rumah sendiri! Awalnya gue berpikir, gila juga nih anak. Tapi setelah gue tahu kondisi keluarganya yang memang individualis banget gue jadi paham. bayangin aja ama adiknya aja gak pernah ngobrol apalagi curhat, pokoknya dah sama2 cuek.. Saat dia bilang kalo gue munafik karena gue gak mau terbuka, gue sedikit marah juga. Tapi buat apa?

Mungkin dia tidak akan pernah tahu gimana rasanya menyayangi keluarga dan hasrat untuk tidak membuat dia kecewa. Sebagai perbandingan dia mungkin tak pernah tahu gimana orang tuanya berjuang untuk menghidupi keluarga dan membiayayi sekolah karena semua serba ada. Tapi gue yang sedari kecil melihat gimana bokap tiap pagi buta pergi kesawah meskid alam keadaan sakit, terjemur panas matahari dan hujan, atau nyokap gue yang harus bangun jam4 tiap pagi agar gue bisa sarapan jam5.30 sebelum kesekolah? Atau kakak2 gue yang rela tidak bersekolah asal gue aja yang bisa lanjut terus bersekolah dengan harapan bisa memabwa nama baik keluarga? Apa saya bisa tega menghancurkan harapan mereka? Apakah tidak namanya egois kalau kita hanya menuruti kata hati kita tanpa memikirkan perasaan keluarga? Apakah ini sebuah pengorbanan yang berat? Dan apakah ini sudah sepadan dengan pengorbanan mereka? Mungkin saja saya tetap mereka sayangi meski mereka tahu saya Gay

tapi...kekecewaan tentu saja tetap akan membekas di hati mereka..

Ah, tentu saja saya juga ingin bersikap jujur tapi saya lebih memilih melihat orang2 disekeliling saya tetap merasa bahagia.

Semua pilihan tentu saja melalui sebuah pertimbangan menikah atau tidak adalah sebuah pilihan dengan berbagai resiko.

studioworks wrote:

gw mau kasih pendapat dikit yah...

ada sebagian orang yang bisa melakukan itu (keterbukaan) terhadap keluarganya, tapi di bagian lain lebih banyak yang tidak bisa terbuka dengan keluarga, diantaranya yah sebagai pertimbangan untuk kebahagiaan keluarga selama ini dan juga pertimbangan lain yang tidak mungkin tiap orang ungkapkan satu-persatu. ..

saya setuju dengan pendapat kamu yang lebih memilih untuk melihat situasi yang sudah baik dan tidak ingin merusaknya karena ingin pengakuan terhadap keluarga, tapi kita tidak bisa memvonis seseorang dengan kata kalo menikah sesama gay itu egois, dan tidak melihat keadaan keluarga.. dan apabila seseorang itu sdh bisa menata hidupnya dengan lebih baik bila dia menikah mungkin lebih baik , tapi kita jgn menyangkut pautkan karena keadaan /taraf hidup dia lebih baik dan kita tidak... tapi kita lihat dari kebesaran hatinya untuk mengungkapkan jati dirinya kepada keluarganya. . karena mungkin dengan begitu dia merasa lebih nyaman...

mungkin itu saja pendapat saya... kalo gak ada yang berkenan maaf deh...

thnx

Lelaki Apa Adanya wrote:

Untuk rekan studiowork,

harusnya anda tidak bisa menjudge rekan andra yang menilai pendapat temannya (bahkan andra sempat marah) dengan menyangkut pautkan keadaan ekonomi/taraf hidup. Lihat dulu apa yang jadi penyebab dia berkomentar seperti itu. Kalau yg saya lihat ia mengatakan itu lebih untuk mengungkapkan bahwa ia tidak mau mengecewakan keluarganya yang sudah susah payah membesarkannya di sela kesulitan ekonomi, lalu tiba2 ketika ia dewasa mengaku kalau ia gay, dan membuat keluarganya kecewa. Saya rasa itu hal wajar. Sama juga seperti yg saya alami. Mungkin keluarga saya termasuk yang konservatif, sehingga tidak akan pernah bagi saya untuk membuat pengakuan yang akhirnya membuat mereka kecewa. Saya rasa ini bukan masalah egois, munafik, jika kita tidak mau terbuka. Kita juga harus melihat orang2 di sekeliling kita, reaksi mereka seperti apa. Mungkin memang nyaman dan plong bila kita bisa terbuka. Tapi apa kita harus memaksakan diri jika kita tidak mungkin untuk terbuka (misal sama keluarga) dengan niat untuk tidak mengecewakan mereka. Saya lebih memilih tidak nyaman dan munafik selama tidak menyakiti orang-orang yang kita sayangi.

Harusnya kenalannya andra juga jangan mudah menjudge situasi yang berbeda pada tiap orang. Mungkin dia bisa terbuka karena keluargnya memang demokratis atau sebaliknya saking cueknya (hubungan mereka tidak dekat, individualis) sehingga untuk hal2 seperti ini semua diserahkan ke anaknya. Dan anak itu pun dengan entengnya bisa bilang "tinggal pindah rumah" jika diusir. Ia bisa bilang begitu karena sedang dalam kondisi mapan, ada BF (sedang tidak sendiri). Andaikan ia menempatkan diri sebagai orang yang tidak mapan, tidak punya rumah sendiri, sedangkan ia diusir karena telah terbuka? apa mau jadi gelandangan atau jauh dari keluarga yang telah membesarkannya?

Siapapun orangnya harusnya bisa menilai sesuatu dari sudut pandang orang lain, bisa memahami perasaan orang lain.

Tidak semua gay bisa hidup dengan terbuka, bebas mengekspresikan jati dirinya. Meskipun sekarang di Indonesia makin banyak gay yang terbuka, tapi tak dapat dipungkiri beberapa lingkungan baik lingkungan kerja, keluarga dsb belum bisa menerima kaum gay apalagi jika tahu salah satu anggota keluarganya, karyawannya dsb ternyata gay. Bagi yang ingin terbuka silahkan, bagi yang tetap ingin discreet juga pilihan mereka. Jangan mudah menilai munafik, egois atau apapun pada pilihan orang. Jika ingin menilai paling tidak berusaha memilah milah dan berusaha menempatkan posisi kita di posisi orang lain. Biarkan setiap individu hidup dengan opsinya masing masing....


Pasti di antara kamu ada yang pernah ngebayangin gimana kalo hantu yang ngegangguin lo ternyata homo??

hehehehe...

kalo yang emang juga PLU mungkin bakal seneng banget dan mulai mikirin all that kinky stuff all this time you put under your bed. Tapi gimana kalo yang ngalaminnya straight. in relationship pula..

Mark & Emma diceritakan membeli sebuah mansion yang udah lama ga ditinggali. Ternyata mansion itu dulunya memiliki sebuah gay bar di bawah tanah yang meledak karena kerusakan pada mesin pembuat busa.

Keanehan-keanehan mulai terjadi ketika mark sering mendengar bunyi-bunyian tengah malam dan melihat lima cowo gay menari-nari di terasnya. Ternyata hanya Mark yang dapat melihat mereka. Banyak kekacauan yang terjadi, termasuk menjadi permasalahan dalam hubungan mark & emma.

Mulai dari memanggil pengusir hantu, dan lain-lain. sampai akhirnya sang hantu tergerak hatinya untuk membantu mengembalikan Emma kepada Mark.



in my opinion

gw sendiri lom sempet nonton filmya. secara di sini susah banget dapetin film yang up to date. cuman kalo baca reviewnya di internet, kesan komedi horor yang slapstick ala scary movie. itu yang dijual di sini

link video: http://www.youtube.com/watch?v=GkpH6WerfKM&feature=related

Blog Widget by LinkWithin
10% Off All Fragrances
Get 10% off every item you purchase at FragranceX.com!