be curious with...

 

Showing posts with label back to straight. Show all posts
Showing posts with label back to straight. Show all posts




Humm... barusan kita dapet kunjungan dari temen yang punya blog sangat menarik yang bisa dijadiin alternatif bagi temen-temen pengunjung queercurious. kalo di sini ditujukan buat para queer dan yang curious about gay stuff, justru blog baru yang beralamat di http://kembalikejalanlurus.blogspot.com/ ini malah ditujuin buat temen-temen yang curious about how to back to straight.

balik ke awal mulanya dibikin queercurious adalah buat ngasih alternatif jawaban temen-temen yang bingung tentang kehidupan people like us. di sini bukan sebuah pelarian, atau eksploitasi seks semata yang cnderung marak di dalam kehidupan maya people like us. kita berusaha ngasih solusi buat nunjukin bahwa being queers is not just about sex.

nah, kalo temen-temen yang penasaran punya pikiran back to straight, disaranin maen ke http://kembalikejalanlurus.blogspot.com/:

sebuah web blog yang diperuntukan untuk sharing mengenai berbagai hal tentang Same-Sex attraction (SSA). Blog ini bertujuan mengubah mindset teman-teman semua mengenai SSA. Bagaimana menyikapi, bagaimana agar tetap berada di jalan lurus dan tetap mempertahankan kebenaran. Dengan sebuah fundamental bahwa Same-Sex Attraction adalah satu dari sekian cobaan yand diberikan oleh Tuhan. Dan menekankan bahwa menjadi seorang gay/lesbian/biseksual bukan satu-satunya pilihan dalam hidup anda. Tapi yang jelas, masih ada cara untuk memahami diri anda sendiri dan anda bisa berubah, atau setidaknya anda bisa mengendalikan diri anda untuk tidak mengikuti kecenderungan tersebut.
selain blog tadi juga ada blog satunya yang beralamat di ttp://www.hijrah.web.id/:

Cikal bakal Komunitas Hijrah dimulai oleh seorang lelaki muslim yang mempunyai SSA dengan nick name Semperfy atau Paraclytos. Dirinya prihatin dengan adanya site, forum dan mailing list group khusus dunia homoseksual di Internet yang cenderung tidak adil dalam memberikan informasi mengenai dunia tersebut serta menjadi ajang ‘kencan’ terselubung. Padahal tidak sedikit muslimin yang mempunyai SSA namun ingin tetap berjalan teguh di jalan Allah SWT sesuai dengan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW.

nah.. sekarang is up to you... you decide!


ORANG yang telah mengalami kehidupan biseksual dan kemudian ingin kembali hidup normal (heteroseksual) dituntut untuk berjuang dan berusaha sangat keras dengan penuh kesungguhan.


Yang dapat dilakukan, antara lain

1. Mencoba menghayati kembali kehidupan religiositasnya
Tak satu ayat pun dari agama mana pun yang menyetujui kehidupan biseksual. Sebaiknya orang-orang biseksual yang ingin kembali menjadi normal mulai mendalami dan menghayati kehidupan beragamanya secara benar. Dengan memohon tuntunan Allah disertai keyakinan dan kemauan keras dari diri sendiri, pasti semuanya akan kembali ke jalan normal seperti semula.

2. Menjauhi persahabatan yang mengarah pada perselingkuhan
Dalam kehidupan perkawinan pasti tidak semua kebutuhan, baik emosional maupun fisik, dapat dipenuhi oleh suami atau istri. Bila butuh dukungan orang lain sebagai teman “curhat”, hendaknya kita membatasi jangan sampai berkembang ke arah perselingkuhan apalagi kalau sahabat itu punya orientasi seksual menyimpang.

Cepat atau lambat, pemenuhan kebutuhan emosional puncaknya akan beralih dalam bentuk ekspresi seksual yang sulit dibendung. Bila sudah terjadi kehidupan biseksual menjadi sangat sulit melepaskannya karena menyangkut tiga pribadi (suami, istri, dan teman kencan) yang sangat sulit dipisahkan karena ada ikatan emosional di dalamnya.

3. Memutuskan hubungan secara tegas
Bagi mereka yang sudah berkeluarga dan ingin melepaskan diri dari perilaku biseksual, tidak ada jalan lain untuk segera memutuskan hubungan dengan kekasih gelap sejenisnya. Apa pun risikonya! Ini demi kepentingan keluarga keseluruhan, yaitu suami/istri dan anak.

4. Menghindari mencari pengalaman seksual baru dengan teman/orang lain
Hubungan seks adalah sesuatu yang sakral sekaligus indah dan nikmat kalau dilakukan dengan suami atau istri sendiri. Komunikasikan keinginan kepada suami/istri, apa yang Anda sukai atau kehendaki. Suami atau istri tidak perlu mencari variasi atau berkreasi dengan orang lain (apalagi yang sejenis). @


M.M. Nilam Widyarini, MSi, dosen pada Fakultas Psikologi Universitas Guna Dharma, Jakarta

sumber: http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/16/09443966/dari.biseksual.kembali.ke.heteroseksual



iv4ndrew wrote:


Hai...salam kenal buat semua, gue Ivan. Gue sengaja nyari milis yang ada kaitannya dengan dunia gay di yahoo group dan gue ketemu milis ini. Gue pengen curhat aja ditempat yang benar yang mungkin bisa memberi sedikit pendapat, saran atau nasehat atas apa yang gue alami.

Gini loh ceritanya, dulu semasa kuliah gue kos. Di belakang tempat kos gue ada cowok yang tinggal sama keluarganya yang akhirnya jadi teman gue dan sering main ke kamar kos gue. Gue nggak tau kenapa, cowok ini baik bangat ama gue, sampai-sampai gue suka dibawain beras, indomie, telur and makanan-makanan lain tanpa sepengetahuan ortunya. Suatu hari badan gue meriang dan tidur seharian. Sorenya dia main ke kos tapi dia belum tau kalau gue sakit. Karena badan gue masih nggak enak, gue tetap tiduran dan dia duduk dekat gue sambil ngobrol. Singkat cerita, dengan cara tertentu dia berhasil oral gue dan itu pertama kali gue rasain. Sebulan kemudian, gue baru ngerti kalau cowok yang suka seperti itu adalah gay/homo. Sejak itu, dia sering mengoral gue dan nggak minta apa-apa sebagai imbalannya. Gue sendiri sebenarnya nggak pengen terus-terusan seperti itu tapi gue nggak enak hati menolak karena kebaikannya selama itu. Akhirnya, suatu saat dia pergi entah kemana sampai gue pindah kos, kami nggak pernah ketemu lagi.

Sejak kejadian itu sampai menikah, gue sama sekali nggak pengen hal itu terulang dan bahkan dalam waktu puluhan tahun setelah kejadian itu gue nggak pernah mikirin hal-hal seperti itu. Gue hidup bahagia dengan keluarga gue.

Masalah baru muncul dua bulan terakhir ini. Gue ngerasa bosan ML dengan istri gue dan susah bangat untuk ereksi. Biasanya hal itu gue atasi dengan cara berfantasi, ML sama cewek yang gue suka atau nonton film porno. Tapi akhir-akhir ini hal itu juga nggak bisa membantu. Justru sesuatu yang aneh dan nggak pernah terjadi sebelumnya yang gue alami, sekarang gue sering berfantasi ML sama cowok dan itu bisa membuat gue cepat ereksi dan bisa nyelesaiin tugas gue. Sering fantasi gue ML ama cowok itu pun liar bangat, bukan hanya dengan satu cowok, cuma nggak enak kalau harus saya ceritain detail di sini. Kadang selagi di kantor pikiran gue pengen merealisasikan fantasi itu tetapi gue bersyukur karena hal itu tidak pernah terjadi sampai detik ini. Selain menahan diri, istri gue juga sangat protektif, kemana-mana harus berdua.

Sekarang gue bingung dan khawatir menghadapi hal itu, kalau ada teman-teman yang mau berbagi tolong berikan pendapat, saran, atau nasehat untuk beberapa hal yang jadi pertanyaan dalam hidup gue.

Apa yang sedang gue alami? Apakah ini normal? Apakah gue gay atau akan menjadi gay? Adakah hubungan antara pengalaman gue waktu kuliah dulu dengan yang gue alami sekarang ini? Kalau "ada", kenapa munculnya setelah hampir sepuluhan tahun? Apakah fantasi-fantasi itu sebaiknya saya lakonin? Detail fantasi yang sering gue alami bisa gue ceritain secara pribadi tapi nggak di milis ini. Kalau fantasi itu gue lakonin, apakah gue akan kecanduan dan jadi gay selamanya? Apakah ini sejenis sindrom yang nantinya akan sembuh melalui terapi khusus? Kalau "ya" terapi apa yang tepat dan adanya dimana?

sevti sujono wrote:

kalau pendapat saya, anda ini tidak termasuk seorang Gay atau homoseksual, yang anda alami hanya akibat dari kejenuhan terhadap aktifitas seks yang rutin dan monoton. Karena untuk digatakan seseorang itu adalah homoseksual atau Gay maka harus ada ketertarikan secara emosi.

Kalau saran saya kendalikan diri anda karena jika anda mencoba-coba melakukan "perselingkuhan" maka akan menimbulkan resiko besar terhadap kestabilan rumah tangga anda sendiri tapi itupun terlepas bagaimana anda memaknai nilai dari keluarga anda sendiri apakah
menjadi priortas atau bukan??

Percayalah pelarian dari kejenuhan seks dengan melakukan "perselingkuhan" hanya akan memberikan kepuasaan sementara seperti orang yang haus meminum air laut tidak akan "TERPUASKAN".

Cobalah membuka dan membuat komunikasi yang baik dengan pasangan anda mengenai masalah ini, sebaikanya di carikan dan dipecahkan masalah ini bersama-sama...bisa saja anda berdua melakukan lagi second honey moon, mencari tempat2 baru berdua, gaya-gaya baru berdua dan juga melakukan berbagai fantasi berdua antara anda dan istri anda;)

Jangan lupa senantiasa berusaha dan berdo'a...Insya Allah, segalanya menjadi lebih mudah...


Queercurious wrote:

Pengalaman seperti yang dialami mas ivan menurut gw adalah pengalaman traumatis. Sehingga, seseorang yang mengalami kejadian tersebut (oral sesama cowo) ngga bisa begitu saja melupakannya. bahkan mungkin ketika kita berpikir kita sudah got over it. tapi ingatan tersebut masih tersimpan di pikiran bawah sadar kita, sehingga sewaktu-waktu bisa muncul kembali.

perasaan yang menghinggapi ivan ketika dia melakukan oral sex dengan cowo itu beberapa kali, memang menyenangkan (kalo ngga seneng, ga mungkin diulangi lagi.. hehe). Tapi sampai pada situasi tersebut, dia masih bisa menentukan pilihan atas kecenderungan seksualnya. bahkan ketika dia sudah menikah, dan kemudian mengalami kebosanan dengan kehidupan sekxnya bersama istri tercinta.

adalah wajar orang mulai berpikir cara apa yang bisa dilakukan supaya bisa kembali merasakan gairah dalam seks. karena pada dasarnya seks itu menyenangkan. termasuk berpikir untuk melakukan kembali dengan cowo.

menentukan orientasi seksual adalah suatu pilihan, tapi bukan merupakan pilihan yang mudah ketika situasi diri dan lingkungan tidak mendukung. Cowo pure straight tentunya akan mati2an menolak berhubungan seks dengan sesama cowo. sama ketika cowo gay, berusaha mati-matian untuk kembali jadi straight.

yang perlu benar-benar dipikirkan adalah konsekuensi dari pilihan tersebut. ketika kita memutuskan untuk hidup sebagai gay undercover. menjalani dua kehidupan berbeda. banyak resiko yang harus dihadapi, demi menikmati layanan dual band (kaya telepon seluler, hehe) tersebut.

dan jika memilih untuk tidak mengambil resiko itu, dan berusaha kembali straight, tantangan juga ngga akan begitu saja lepas dari tangan kita. maka disinilah dibutuhkan campur tangan orang lain untuk membantu. orang yang paham dengan kondisi kejiwaan kita, dan bisa bersikap netral mengenai hal itu. di sini kita membutuhkan psikolog, atau mungkin psikiater, untuk melakukan konseling dan terapi.

jadi bukan soal apakah gay itu penyakit atau bukan, tapi dari kesiapan kita untuk menjalani suatu pilihan.

sebenernya gw pengen banget kalo ada ahli kejiwaan, dan kesehatan yang bisa ikut nimbrung di queercurious.blogspot.com supaya bisa memberikan banyak masukan buat kita semua..

i'm still searching




Ervanthe wrote:


Ada beberapa dari kita mengaku sebagai BISEXUAL. Tapi...benar gak Bisexual???? . Karena menurut gw dari harfiah katanya saja BI & SEXUAL. BI = udah jelas2 dong artinya "dua".

Nah..jika loe merasa "BI", benar gak 50% loe suka cewek? & 50% nya lagi loe suka ama cowok???. Tolong dipikirkan lagi bagi kita2 semua yg merasa berpredikat BI.

Ini sih pengalaman gw sj, honestly.... gw kurang sreg untuk menjalin sebuah hubungan komitmen dengan orang yg berpredikat BISEXUAL. Intinya sih mereka rada2 ribet ya... Apalg untuk mereka yg sudah beristri [mohon maaf]. Kadang mereka confused dengan diri
mereka sendiri, & gw gak mau masuk dalam lingkaran confusednya tsb.

Ada sebuah cerita......
Dulu...gw pernah berkenalan dengan seseorg yg ajang kenalannya dari friendster [biasalah... .]. Setelah cukup lama kirim2 message via ajang tersebut and then kita tukeran no HP. Krn kita berdua adalah sesama komunitas esia nih..., akhirnya telpon2an lah, ngobrol lama2 dan trus begitu selama hampir 1,5 bulan. Anak tsb ngakunya biseksual, katanya dia pernah mau hampir tunangan and then BATAL. Gw gak tanya knp sampe Batal.

Sebenarnya sih mulai dr dpt nmr telpon dia & sebaliknya, kita sering bgt untuk make appoinment untk ketemuan. Tapi....kadang gw-nya lah yg gak bisa atau kadang itu anak
yg gak bisa.

Akhirnya...setelah 1,5 bln telpon2, kita ketemuan. Sebenarnya gw gak terlalu antusias dengan ketemuan itu, even picnya dia di FS good looking sih. But..i must be carefull karena itu tadi....HE IS A BISEXUAL. Dlm otak gw org biseksual = orng yg bingung [maaf ya].

Pas udh ketemu, itu anak sih emang cakep. Tp gw tetap pasang kuda2....gw tetap yakinkan diri gw "jangan sampe gw kebawa perasaan" krn tampangnya. :)
Kita akhirnya ngobrol2. Ngobrolnya sih enak.....ada chemistry, nyambung, lucu & gak garing. Setelah 2,5 jam kita ngobrl2, akhirnya pulang ke rmh masing2. Pd saat pulang itu dia sempat bilang "keep in touch" ya.... Dan jwban gw "ok".

[Panjang ya bow..critanya]
Sampe di rmh, tiba2 esia gw bunyi dan ternyata dia telpon. Kita ngobrol2 lagi... Trus katanya dia sempat bilang suka ama gw. Hehehe..... "Semoga kita bisa jadi sohiban dulu ya" begitu ktnya. Gw sih IYa-in sj krn gw tetap waspada dengan sinyal BISEXSUALnya.

Setelah 1 minggu dr ketemuan tsb, pas weekend tiba. Gw coba call dia cuma sekedar mau ajak nonton, 2 kali gw call and then gak diangkat. Gw sih gak mau sms, miscalled gw pasti muncul dong di HPnya. But....ternyata dia gak telp balik pada hari itu jg. Untung gw waktu itu udh pergi nontn ama tmn gw yg lain, dan gw gak terlalu mikirin knp itu org gak angkat telp gw & gak berharap juga untuk balik dia telp gw.

Sampe skrg itu org gak ada lg telp gw, and then gw juga udh deleted nmr dia dr HP gw. :)

Nah..itu tadi, knp gw bicara bisexual adlh org yg bingung. Mereka benar2 bingung ama diri mereka. Kadang mereka ksh sinyal2 suka sama kita tp itu semua kamuflase. Ini opini gw saja lho....

Thank You,

ERVAn

The Queer wrote:


bingung yah ama bisexual... hihihihi

males banget ama yang bisexual, ga jelas maunya gimana
kalo ama cowo ya cowo aja.. ama cewe ya cewe aja..
tapi sebenernya itu hal yang sama persis ama yang dirasain kaum cewe
bukan posisi yang nyaman buat cowo ataupun cewe yang jadi pacarnya

buat gw sih, kalo misal lo seorang bisexual
lo musti tetep pegang komitmen dan kesetiaan
bukan alasan karena lo seraong bisexual, lo boleh punya pacar cewe dan cowo SEKALIGUS
kalo lo lagi deket ama cewe, atau malah jadian... ga boleh selingkuh dengan cowo laen
komitmen dan kesetiaan, soal cinta apalagi, cuman butuh dua orang, ga boleh ada yang laen

kalo orang yang masih dalam keadan BINGUNG menentukan orientasi seksualnya
it doesn't mean that he's bisexual, because he hasn't approved it yet
dia belum menentukan pilihan apakah dia gay, straight, or bi
masih mencari jati diri i guess...

terus terang gw ga terlalu masalah ama bisexual
asal ya itu tadi... dia ngga seenaknya dalam urusan pacaran, mentang2 bisexual
terus bisa jalan ama cowo dan cewe bersamaan

tapi SAYANGNYA....
banyak di antara kita yang mengaku dirinya biseksual
tetapi hanya sebagai kedok semata

sometimes it's so obvious that he / she mostly attracted to the same gender
tapi karena alasan takut ketauan lingkungan keluarga / masyarakat
karena alasan gengsi, supaya keliatan lebih jagoan
dia mengungkapkan statusnya sebagai biseksual

padahal duhhhh...
compact powder dibawa kemana-mana
gw sendiri yakin, kalo orang yang ngaku biseksual sebagai kedok semata
dalam hatinya dia tau, hubungan mana yang bikin dia ngerasa lebih nyaman

beberapa hari yang lalu ada temen cewe yang cerita ke gw
ternyata cowonya lagi jalan ma cowo laen
dia bingung musti gimana...
dia ngerasa sayang, sekalgus prihatin ama status seksual cowonya
dia ga pengen ninggalin tu cowo, dia pengen bersama selamanya

sementara si cowo ga bisa mengambil keputusan

gw bilang ke temen cewe gw..:
oh honey, hubungan yang lo bikin ngga sebanding ama pengorbananmu
lo di sini dengan cintamu
sementara cowo lo bersenang-senang dengan cowo laen

sekarang bukan saatnya lo mikirin masalah orientasi seksual yang dialamin cowo lo
tapi lo musti lebih mikirin perasaan elo

kalo toh cowo lo beneran cinta ama elo
dia pasti rela ninggalin kehidupannya bareng cowo-cowo laen
at least selama dia masih jalan ama elo
karena terserah mau ama cowo atau ama cewe, selama dia masih jalan berdua ama elo, artinya dia selingkuh
lo mau diselingkuhin ama cowo lo?
kalo lo ngga keberatan sih, then case settled

kalo cowo lo lebih ngerasa nyaman jalan ama cowo
that means he's gay
lo musti rela nglepasin dia, dan muncul hanya sebagai sahabat atau saudara
mungkin dengan begitu kalian bisa lebih deket
buat dia juga pasti lebih mudah, karena ngga akan ngerasa nyakitin elo

tapi.. tapi...
kalo cowo lo belum bisa ngambil keputusan
berarti either he doesn't really love you.. or he's gay
sama sekali ga ada kemungkinan dia straight
you've got no chance

karena kalo toh dia bisexual
dia pasti bakal tetep milih jalan ma elo dan ninggalin cowo lainnya
kalo dia beneran suka ama elo

kalo dia masih ngerasa bingung,
dan mungkin pengen balik jadi straight

dalam posisi sekarang, dia lebih butuh cewe sebagai temen atau sahabat
untuk selalu bisa ngasih support dia

karena kalo lo muncul sebagai kekasih
itu hanya sebagai beban buat cowo gay yang berusaha jadi straight
karena ketika dia sedang belajar mencintai.. dia takut elo ngerasa ngga cukup dengan cinta yang diberikannya
it's hard for him... and you...

then she said she will think about it...

.....

jadi balik lagi ke hal yang pengen gw utarain sebelumnya
ketika lo memilih predikat lo sebagai apa..
gay, straight or even biseksual

pastiin lo udah bener-bener tau dengan apa yang lo mau
makanya gw sering becandain temen gw yang straight soal orientasi seksualnya

"lo tuh bukan straight, belum tau aja ngerasain ama cowo.. sini gw pletekin!"

huehehehe...
ntar kalo lo ga doyan, baru kebukti lo straight

atau kalo nyokap gw nanya, gw suka cowo atau suka cewe..

"belum tau mam, lagi dicobain aja dua-duanya.. entar kalo udah ketauan gw gay, bi, atau straight. dikabarin deh!"

nyokap gw langsung merajuk, sementara gw ketawa
dalam hati, gw gay sih.. cuman belum saatnya aja ngomong.. ntar ah kalo gw udah nemu pasangan yang bener2 cocok



The wrote:

Halah... males juga sebenernya cerita2x coz gw termasuk anggota milis yang pasif selama ini...

Tapi okelah gw cerita ajah... Pada dasarnya mungkin gw adalah Gay tapi sebenernya apa yang gw lakukan saat ini bisa dibilang Bi.. Gw memang berencana menikah (dengan Cewek tentunya) dalam waktu dekat dan ini membuat gw berfikir dua kali atas jalan yang bakalan gw tempuh nantinya.

Gw merasa apa yang gw jalanin selama ini tidak sepenuhnya salah, karena gw jarang juga sih menjalani hubungan sesama, cuma dulu ajah gw pernah ML tapi gak sampe analsex seh dan itu sudah 2 tahun yang lalu. Jadi gw gak pernah merasa menghianati cewek gw padahal hubungan gue sudah berjalan 10 tahun. Gw beruntung ajah dapet cewek yang pengertian sama gw jadinya semua rahasia hidup gw pun dia tahu..

Cuman nieh, berhubung mau nikah koq gw jadi merasa bingung yah?? takut ajah kalo keputusan gw untuk nikah ini salah meskipun gw yakin bahwa cewek gw itu bener2x yang gw cari selama ini.

Dan baru ajah 4 bulan terakhir gw kenal cowok yang rada reseks, gw gak nyangka dia bakalan ganggu idup gw ajah, dia selalu telepon de el el.. dan barusan 2 hari yang lalu akhirnya gw memutuskan untuk bertindak tegas sama tuh cowok, gw bilang ajah bahwa hubungan ini salah dan gak semestinya kayak begini dan lagian juga gw punya planning untuk nikah,

gw sih bilang sama dia bahwa udah saatnya kita gak saling bicara lagi coz gw gak mau pernikahan gw gagal nantinya. Untungnya nieh cowok bukan tipe yang tempramen dan dia ngerti2x ajah.. cuma sih perasaan was was dalam hati gw tetep ajah ada, takut ajah kalo dia tiba2x berani mengatakan smuanya didepan orang2x yang gw kenal...

Gimana yah? mungkin gak sih kalo saat ini gw lagi bingung menentukan identitas diri sendiri? kira2x gw udah bener lom yah???

i wrote:

selamat atas rencana lo bakal nikah
saran gw sih.. go for it
it would bering u a new happy life
may god be with u both..

soal cowo itu
saran gw paling gampang sih..
cuekin aja

tapi alo sisal dia beneran udah mulai masuk ke kehidupan lo
lo musti bilang ke istri lo ntar
soal ada cowo yang pernah deket ama lo

lo bilang aja, selama ini lo ga nyangka arahnya ke hubungan gay kaya gitu
makanya begitu tau, lo langsung ga mau urusan lagi ma dia
(termasuk bohong ngga sih, hehehe.. cuman yang jelas smua bakal baik-baik aja. istri lo ngga tersakiti. dan toh lo juga bener-bener nyeselin hubungan lo ama tu cowo)

jadi pas tuh cowo itu muncul, dan ngerusak smuanya
lo bisa yakin, istri lo ada di pihak lo



Rozy Setya wrote:

Dear all,

menonton film "ayahku astuti" tadi malam di RCTI benar2 menggugah perasaan saya.Tentang seorang pria yang percaya bahwa menjadi Waria adalah takdir hidup, bukan pilihan hidup. Astuti, demikian nama warianya adalah anak tunggal yang demi ibunya yg ingin anaknya hidup secara normal rela untuk menikahi seorang gadis dan memutuskan hubungannya dengan pacar prianya.

Banyak hikmah positif yang dapat kita ambil dari film ini, tentu saja dari sudut pandang PLU, bagi kaum straight malah mungkin kebanyakan sisi negatif yg muncul, hal ini yang sangat saya sayangkan, karena keberanian media sekarang mengemukakan cerita marginal justru tampa disadari semakin menyudutkan kehidupan marginal itu sendiri.Bagaimana mungkin kaum straight dapat mengerti apalagi menerima prilaku astuti yang harus menenggak minuman keras terlebih dahulu ketika berhubungan dengan istri, bagaimana mungkin kaum straight bisa menerima kelakuan astuti yang kelayapan dan mulai mencetuskan diri dengan berpakaian wanita justru pada saat sang istri berjuang mati2an melahirkan sang anak, mengapa astuti harus mendatangi istrinya dengan berpakaian perempuan justru pada saat istri dalam keadaan lemah sehabis melahirkan?dan bagaimana mungkin astuti berani menerima kedatangan mantan pacarnya dan berpelukan mesra dirumah nya sendiri, bahkan didepan mata sang
istri?bodoh sekali!hal ini justru membuat kamun straight menganggap astuti adalah sosok yang kejam dan tidak berperasaan sama sekali, tapi khusus kasus yg trakhir jadi termaafkan dengan acting dina lorenza (yang sangat cantik nyaris seperti dewi!) dan mathias muchus (acting tentu tidak diragukan lagi)pada saat dina merobek2 foto astuti dengan pacarnya dan berteriak bahwa dia telah ditipu selama ini.

ironis memang, pada saat bersamaan pilihan yang ada hanya akan menyakiti semua pihak, sekalipun astuti berniat untuk belajar mencintai maya (Dina) tapi astuti juga tak mungkin menipu dirinya sendiri.

seperti halnya film indonesia yang lain, tentu banyak hal yang tidak mungkin dan tidak masuk di akal, kok bisa seorang astuti dari keluarga berada dan kebetulan anak tunggal bisa secepat itu hidup melarat?kenapa astuti begitu rapuh dan nyaris seperti tidak mempunyai teman/pacar? bahkan hingga 23 tahun?mengapa scene astuti pada saat berhias selalu saja dalam keadaan sedih?pada faktanya justru seharusnya astuti tersenyum puas ketika berhias sesuai dengan pengetahuan atau prilaku kita selama ini:)

lepas dari itu semua, acting mathias dan dina patut diacungi jempol, dan kelebihan film ini yg menurut saya paling menonjol adalah keberanian untuk menampilkan sosok waria yang tidak melulu harus lucu, hina, berdosa, taubat, prilaku sex rendah dan macem2 seperti sinetron2 selama ini.juga make up mathias yang tidak menor walau menurut saya mathias salah wig, wig tersebut justru malah membuat dia seperti nenek2! ada juga satu hal kecil tapi menurut saya adalah peran penting yaitu seorang anak yang mengamen dengan lagu berbahasa Aceh (ada yg tau lagu itu?ada MP3nya ga?kirim dunk!)

Kembali ke atas, sisi (mungkin) positif yang kita dapat dari film ini adalah bagaimana kita harus dan harus kembali mengkaji ulang tentang pernikahan dengan perempuan... .apalagi sampai mempunyai anak, apakah kita pernah berpikir jauh kedepan terlebih dahulu ketimbang harus membahagiakan orang banyak sekaligus juga akan mengorbankan orang banyak, pernahkah kita berpikir bahwa hidup yang demikian akan menjanjikan kebahagiaan? saya sendiri belum tau, toh saya juga belum menikah dan belum kepikiran menikah, tetapi, sedikit banyaknya kisah dalam film tersebut pasti pernah atau akan dialami oleh PLU yang menikah.keberanian astuti untuk menunjukkan jati dirinya dalam waktu relatif singkat adalah satu kelebihan dan keberanian astuti, saya tak bisa membayangkan bagaimana PLU yang bertahun, belasan tahun, bahkan puluhan tahun harus mengalami hidup dalam kepura2an, ketakutan, sembunyi2, yang pada intinya adalah penderitaan yang dengan terpaksa hanya bisa disembunyikan
dan dipendam sendiri!banyak yang tidak tahan, hingga akhirnya memilih untuk lepas daripada harus menjadi "Om senang" yang tidak bebas dengan mengorbankan kehidupan orang2 terdekat yang notabene adalah lingkungan ciptaannya sendiri!EGOIS! !!

ada scene dalam film tersebut yang diucapkan oleh dina bahwa dirinya telah ditipu!benarkah? benarkah PLU yang menikah secara tidak langsung telah menipu orang2 yang menyayanginya? bagaimana perasaan perempuan apabila kita empati menghadapi penipuan tersebut?dan bagaimana pula ketika hal itu terbongkar setelah bertahun2??? alangkah menyedihkan. .....saya bahkan ga berani membayangkan, saya jadi setuju langkah Dina untuk melarikan anaknya pergi demi melindungi sang anak dari kehancuran hati seperti halnya yang dina sendiri alami.
saya bingung,.... .....saya sendiri tidak tau harus melangkah kemana...hanya satu hal yang saya tau....

SAYA TIDAK MAU MENJALANI HIDUP SEPERTI YANG DIALAMI ASTUTI!

Salam!


i wrote:

humm... yepp
kebanyakan selalu diceritakan gay / banci yang menderita
mungkin karena itu satu2nya pendekatan pada masyarakat awam
untuk bisa memahami kehidupan PLU

orang indonesia lebih mudah dipengaruhi
dengan memasukkan unsur ketertindasan
liat aja sinetron ngetop jaman skg, apalagi buku harian nadia (begitu bukan sih judulnya)

tapi ngga juga siy...

dalam beberapa serial bajaj bajuri
kaum waria, bisa berteman dengan oneng
trus mas gay yang bikin masalah di rumah si utjup, meski di sana digambarkan psiko, mereka baik-baik saja

trus si emon, yang berteman baik dengan mas boy

untuk selalu ngelihat kehiduoan gay kaya di serial TV dan layar lebar seperti arisan
dimana gay ditampilkan sebagai cowo ideal yang bahkan cewe2 pun ngiler
badan bagus, tajir, sukses, ...

hummm..
dengan pembentukan stereotype seperti itu
gw pikir justru ngga akan mendidik masyarakat untuk melihat realita kehidupan gay
malah menjual mimpi untuk PLU

memperlihatkan, kehidupan gay ideal seperti ini loh...
musti punya / menjadi cowo cakep, badan bagus, tajir, sukses, saling mencintai

terus akhirnya secara ngga sadar gw jadi berpikir
benarkah di situ letak kebahagiaan menjadi gay??

apakah ini berarti untuk gay yang biasa-biasa aja
yang ga punya pekerjaan tapi mimpi bisa jadi presenter kondang
yang disingkirkan dari lingkungan, dan menghabiskan waktunya buat chatting online
yang ga punya tampang dan selalu tersingkirkan kalo udah ajang trade pic di mIRC
yang keliatan menor banget meski udah berusaha berdandan a la kridsayanti

ngga ada kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan? ?...

( i took a deep breath )

tapi tenang aja..
boleh jadi sebagian PLU memimpikan pasangan ideal seperti di arisan
atau mempunyai ambisi besar mengalahkan indra bekti dan ivan gunawan sekaligus

semuanya tergantung pada masing-masing
untuk mengingatkan diri sendiri
i have what i got.. and i'll make cherish to it
syukuri apa yang udah kita miliki



Roy Mahendra wrote:


Dear all,

Gue sepakat kalo ada yg bilang jangan2 terburu-buru.
Segala sesuatu ada waktunya.
Dulu juga akau ngalami hal yg sama
sampe stress berat dan pengen bunuh diri segala.
Jadi langganan psikiater bahkan gonta ganti psikiater
Para psikiater pun beda-2 pendapat.
Ada yg bilang terima dirimu apa adanya.
Ada yg bilang harus kamu berubah karena menurut mereka, ini bukan genitas sebab secara fisik, saya benar2 laki- bahkan seluruh tubuh dipenuhi bulu ( Teman-2 yg suka becanda bilang "masih belum jauh dari saudara tua" hehehehehe

Usia merambat 30 thn, semua bertanya kapan aku married.
Untungnya aku anak lelaki tertua dan bokap sudah duluan dipanggil Tuhan.
Semua bisa ngerti kalo aku harus support adik-2 selesaikan kuliah dulu.
Waktu aku 34 tahun adik-2 dah kelar kuliah. Pertanyaan yg sama muncul kembali.

Jangan ditanya perihnya hati ini. Bagaimana mungkin menikah, aku tidak tertarik sedikit pun pada wanita. Meski bintang film telanjang didepanku, aku sama sekali tidak tergugah. Tapi jangan ditanya kalau itu pria muda, tinggi, langsing, putih, apalagi handsome. Ini jantung berdebar-2 seperti mau copot rasanya.

Ketika usia terus merambat, tidak ada yg tanya-2 lagi dikeluarga. Beruntung aku yg tertua laki-2 sehingga mungkin pada sungkan nanya apalagi pas aku usia 36, nyokap juga dipanggil Tuhan. Sepertinya semua bakal memaklumi bahwa saya tidak akan menikah lagi karena sudah kelamaan ngejomblo.

Kemudian keajaiban itu datang, ketika usiaku 37 tahun lebih, aku begitu ingin menikah. Padahal keluarga tidak ada lagi yg nanya tentang hal tsb. Bukan pula karena paksaan lingkungan karena beberapa teman baikku baik ce maupun co straight ada yg belum married diatas usia 40 thn. Akhirnya aku bertemu ponakan jauhku, aku benar-2 dibuatnya jatuh cinta. Dia 17 tahun lebih muda dariku. Meski tidak muda lagi, aku benar-2 jatuh cinta seperti ABG dan hari-2ku dipenuhi keindahan, aku menjadi lebih bergairah dalam hidup ini. Hanya saja, aku bingung bagaimana menyampaikannya ke keluarga besarku, karena dia masih terhitung keponakanku meski keponakan jauh

Sampai suatu ketika aku harus pulang kampung untuk selamatan setahun wafatnya ibuku. Aku bertemu dengan sepupu jauhku ( Meski masih sepupu, secara adat kami memang diperbolehkan menikah ). Kemudian saya memutuskan baik-2 hubungan dengan keponakanku. Untungnya dia juga bisa mengerti karena dia bingung juga gimana memberi tahu ortunya. Akhirnya setelah pacaran jarak jauh selama 10 bulan dengan sepupuku itu, kami pun resmi menikah. Ketika menikah usiaku jalan 39 dan isteriku jalan 24 thn.

Aku sangat bersyukur pada Tuhan, karena aku yg dulunya tidak pernah berpikir untuk menikah, bisa melalui malam pertama dengan mulus. Dia masih perawan, sementara aku sudah berkali-2 jatuh kedalam pelukan maupun memeluk lelaki lain sebelumnya. Kini kami telah mempunyai sepasang putera puteri. Harus kuakui karena perbedaan usia yg 15 tahun, seringkali ada gap pemikiran diantara kami. Aku anggap saja itu sebagai resiko menikah dengan seorang gadis yg jauh lebih muda.

Jadi buat rekan-2 undy yg masih gamang, hidup ngalir saja, flow like water. Kita tidak pernah tahu apa yg terjadi di depan. Jangan terlalu kuatir dalam hidup ini, segala sesuatu adanya waktunya dan segala sesuatu "happened for a reason".

Aku memang tidak patut dijadikan teladan karena sampai dengan detik ini masih saja menyukai lelaki lain. Tapi paling tidak aku tidak perlu lagi ke psikiater dan tidak perlu lagi obat anti depresan. Untuk itu aku sangat mengucap syukur kepada Tuhan. Semoga ada manfaatnya buat rekan-2 undy yg lain. Kalau ada kata-2 yg kurang berkenan, saya mohon maaf yg sebesar-besarnya.

Salam jabat erat/Roy


Inal akses wrote:

Dear all,

Sampai skrg ini aq
masih jalan dengan BF-q, dia anaknya baik, perhatian, dan sangat sayang ma
aq...aq sebenanrnya ngerasa beruntung bisa jalan dgn dia. Dia hadir dalam hidupq
ketika aq lagi depresi... sedih banget karena diputusin mantan BF-q.

hmmm.... tapi akhir-akhir ini aq ngerasa bersalah banget ma dia. Aq kok
sudah mulai ngerasa risih berhubungan dengan sesama jenis, pengen benar-benar
mengakhiri hubungan yang kata orang gak lazim.

Apalagi sekarang ini aq
lagi dekat dengan seorang gadis CS di ProXL, dia anaknya cantik, sayang banget
ke aq, dan rasanya aq mulai jatuh cinta ke dia. Tapi hubungan aq dengan gadis
ini belum diketahui oleh BF-q, aq takut kalo dia tahu trus dia marah, dan benci
aq....hmmm
Aq benar-benar ngerasa bingung, tapi aq gak bisa bohongin
perasaanq...
Apa aq udah kembali normal..? tolong bantu sarannya...!
Apa
yg baiknya aq lakukan, sehingga tdk ada yg merasa disakitin?


hai hai...
ngga ada yang salah dengan kejadian yang lo alamin
wajar banget orang bisa suka ke cewe atau ke cowo sekaligus
sekarang tinggal lo aja yang menempatkan smuanya pada posisi yang tepat
lo mau pilih yang mana?
cowo lo atau cewe baru ini...
smua keputusan ada di tangan lo..
lo ngga perlu bingung kalo cowo lo marah seandainya lo milih si cewe
atau lo juga ga perlu takut cewe lo freak out kalo lo end up dengan si cowo
yang penting gimana perasaan lo..
mana yang bisa bikin lo ngerasa nyaman..
karena kalo hubungan pacar,
bukan melulu soal tanggung jawab dan logika..
it's what you really feel
itu yang kita perlu pelajarin lebih jauh lagi..


Ada yang sudah berkunjung di www.hijrah.uni.cc/ ?
Buka diri dan semoga dapat manfaat dapat diambil. Hidup ini panjang, dan tak ada yang dapat menegtahui hidup mendatang seperti apa.
Yang jelas, mulailah 'bertanam yang baik' sekarang untuk dapat 'menuai' yang baik pula untuk masa mendatang.
Waduh....!!! Gue bisa kebakar tuh, kalo masuk ke site itu.........he...he.......

Oke, deh. Gue mau kasih sedikit aja, tanggapan. Boleh, yha?!?!

Kalo udah ngomong soal agama, wah, susah deh. Karena pasti gak
akan ada yang bener. Apa lagi yang kayak kita gini. Udah gak ada
ampun. Kita pasti salah dan kita hrs kembali ke jalan yang benar.

But the fact is, bagi gue pribadi, gue merasa gue ada dijalan yang
benar. Bahwa gue adalah gay dan I've been like this since the first
time I blink my eyes and saw the world. Eversince I took my first
breath.

Emang itu salah. Tapi apakah itu suatu pilihan????
Gue gak milih untuk jadi gay. Tapi gue terlahir sbg gay and I have
to live with it.

Kalaupun gue sekarang harus dipaksa untuk kembali ke jalan yang
benar munkin emang bisa. Tapi terbayang gak, sih, kalo suatu saat
gue bisa menghancurkan hidup orang lain?? Istri, anak???? Apa gak
makin besar dosa gue?????

Untuk saat ini aja gue udah dosa banget karena ngebohongin ortu en
saudara-2 gue.

Mungkin pilihan ini bisa diterapkan untuk rekan-2 gay yang baru
memilih hidup menjadi gay. Yang menjadi gay dengan suatu alasan.
Sebelum terlambat, segeralah kembali ke jalan yang benar.

Untuk menuai sesuatu yang baik?!?! Gue rasa dalam kondisi sekarang
inipun, gua bisa melakukannya. Yang penting gue gak ngoyo. Jalani
hidup apa adanya. Make my life for the fullest. Meskipun gue gak
bisa berbuat banyak untuk publik, se-enggak-2-nya, gua bisa
melakukan sesuatu yang positif untuk diri gue. Tanpa nyusahin atau
ngerugiin orang-2 disekeliling gue.

Emang, sih. Masa depan gue pun pasti gak jelas. Tapi sekali lagi,
itupun bukan pilihan gue. Tapi gue hrs menjalaninya juga.

Sekarang semua emang terserah ke kita masing-2. Kita jalani hidup
dengan sebaik-baiknya. Jangan nyusahin, apalagi ngerugiin orang
lain. Jangan sampe deh.

Nah, gitu aja dulu, yha. Gue tunggu comment dari temen-2 yang lain.

hehehe....
gw juga sempet ngeliat situs hijrah
nice thinking to made that kinda site!

nanggepin kata mas tjaturwardhana...
"Kalo udah ngomong soal agama, wah, susah deh. Karena pasti gak akan
ada yang bener. Apa lagi yang kayak kita gini. Udah gak ada ampun.
Kita pasti salah dan kita hrs kembali ke jalan yang benar."

humm...
better not to said that
oalnya tiap ngedenger kalimat itu.. seakan masa depan jadi ketutup
dan langsung mengarah ke hal paling buruk yang pernah ada di pikiran
orang yg mengakui adanya tuhan (neraka dohh!!!)

tapi gw lebih suka kata mas tjaturwardhana juga...
--- In http://groups.yahoo.com/group/cybercloset/post?postID=eTr5xpwnjEm7TyXP4YPX1261gw8iESOIvJRB-iYiOjzuNMFeriIwK3q6NRBPf13UTc58SgznjNbmEa5LmfmmH22lK0_CQQ, tjatur wardhana:
"Sesuai dg niat loe, loe hrs bisa bikin bokap loe bangga. Mungkin
disatu sisi, loe mengecewakan dia. Tapi disatu sisi lainnya, loe
bisa bikin dia bangga punya anak; Loe!!"

why dont do the same thing for God?
ok God, maybe i'm makin a sin for being gay...
but at least U shall consider all good things i did as a human being

jadi, pasti masih ada kesempatan deh buat bahagia dunia akhirat
hehehe

keep doing the positive thinking!

----

kayanya gw salah pilih waktu online nih
malah ngerusak situs endiri
gilran semua file udah dihapus
servernya malah error
dan gw ga bisa masukin file yg baru
jadi rusak semua deh
hahaha....

Blog Widget by LinkWithin
10% Off All Fragrances
Get 10% off every item you purchase at FragranceX.com!